Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keripik Pare Buatan Eny, Tidak Pahit, Laku hingga ke Hongkong

Kompas.com - 25/03/2021, 18:11 WIB
Muhlis Al Alawi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com - Bagi sebagian orang, pare menjadi salah satu sayur yang kurang disukai karena rasanya yang pahit.

Padahal, pare memiliki manfaat pengobatan penderita diabates, menurunkan kadar gula hingga melawan penyakit cacing.

Namun, ditangan Eny Setiyowati (39), warga Kelurahan Nambangan Kidul, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, sayur pare yang berasa pahit diolah menjadi makanan ringan dengan aneka cita rasa yang menggiurkan.

Bahkan, sayur pare yang diolah menjadi keripik besutan ibu beranak satu itu laris manis diborong pembelinya hingga luar negeri.

Baca juga: Surabaya Kebut Vaksinasi Covid-19 untuk Guru Jelang Pembukaan Sekolah Tatap Muka

Saat ditemui di rumahnya di kediamannya, Rabu (24/3/2021) kemarin, Eny mengaku tidak menyangka keripik pare buatannya mendapat sambutan hangat dari pasar.

Sebab, sebelum memproduksi dalam jumlah yang banyak, Eny hanya iseng-iseng membuat terobosan baru penjualan keripiknya.

“Sebelum jual keripik pare saya sudah produksi rempeyek kacang. Lama jual rempeyek kacang saya memiliki ide untuk membuat keripik yang beda dengan UMKM lainnya. Dan akhirnya tercetus ide membuat keripik pare diakhir tahun 2017,” kata Eny.

Dari ide itu, Eny langsung berbelanja di pasar. Satu kilogram pare mentah dipasaran berkisar Rp 8.000.

Awal membuat keripik pare, Eny sempat gagal menghilangkan rasa pahitnya. Kendati demikian, Eny tak menyarah begitu saja.

Lalu ia mencari aneka bumbu yang dapat menghilangkan rasa pahit pare hingga akhirnya menemukan olahan yang pas untuk membuat keripik pare.

Rupanya Eny menggunakan garam untuk menghilangkan rasa pahit pada pare. Caranya pare direndam dengan air garam selama delapan jam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lembah Mbencirang di Mojokerto: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Lembah Mbencirang di Mojokerto: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Surabaya
Memaksa Minta Donasi untuk Palestina, 2 WNA Diamankan Imigrasi

Memaksa Minta Donasi untuk Palestina, 2 WNA Diamankan Imigrasi

Surabaya
Balon Udara Jatuh dan Meledak di Pacitan, Ketua RT: Suara Terdengar sampai 1 Km

Balon Udara Jatuh dan Meledak di Pacitan, Ketua RT: Suara Terdengar sampai 1 Km

Surabaya
Balon Udara Jatuh dan Meledak di Rumah Warga Pacitan, 4 Orang Luka

Balon Udara Jatuh dan Meledak di Rumah Warga Pacitan, 4 Orang Luka

Surabaya
Mantan Kades Tersangka Korupsi Dana Desa di Situbondo Kembalikan Uang Rp 287 Juta

Mantan Kades Tersangka Korupsi Dana Desa di Situbondo Kembalikan Uang Rp 287 Juta

Surabaya
KPU Kota Madiun Tetapkan 30 Caleg Terpilih, Tak Ada Parpol yang Bisa Usung Sendiri Calon pada Pilkada 2024

KPU Kota Madiun Tetapkan 30 Caleg Terpilih, Tak Ada Parpol yang Bisa Usung Sendiri Calon pada Pilkada 2024

Surabaya
Pabrik Sepatu Pailit, Nasib 395 Buruh di Kabupaten Madiun Terkatung-katung karena Tunggakan Gaji Tak Kunjung Dibayar

Pabrik Sepatu Pailit, Nasib 395 Buruh di Kabupaten Madiun Terkatung-katung karena Tunggakan Gaji Tak Kunjung Dibayar

Surabaya
Motif Suami di Malang Aniaya Istri yang Hamil, Tak Terima Korban Bertemu Teman Masa Sekolah

Motif Suami di Malang Aniaya Istri yang Hamil, Tak Terima Korban Bertemu Teman Masa Sekolah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
2 Personel Kepolisian di Lamongan Diberhentikan dengan Tidak Hormat

2 Personel Kepolisian di Lamongan Diberhentikan dengan Tidak Hormat

Surabaya
Kisah Perjuangan Seorang Petani di Banyuwangi Kenalkan Metode Hitung Cepat untuk Pendidikan Anak-anak Desa

Kisah Perjuangan Seorang Petani di Banyuwangi Kenalkan Metode Hitung Cepat untuk Pendidikan Anak-anak Desa

Surabaya
Polisi Identifikasi Kelompok Anarko Saat Aksi May Day di Surabaya

Polisi Identifikasi Kelompok Anarko Saat Aksi May Day di Surabaya

Surabaya
Soal Dugaan ODGJ 'Dijual' di Jember, Camat: Tidak seperti Itu

Soal Dugaan ODGJ "Dijual" di Jember, Camat: Tidak seperti Itu

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com