Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Kegiatan Siswa di Asrama Sekolah Rakyat 21 Surabaya

Kompas.com, 16 Oktober 2025, 21:51 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Puluhan siswa Sekolah Rakyat 21 Surabaya, Jawa Timur, tidak hanya menjalani proses belajar mengajar. Mereka juga melakukan sejumlah kegiatan selama tinggal di asrama.

Sejumlah siswa mengenakan kaus merah dan celana hitam terlihat duduk berjajar di salah satu kelas di kompleks Kampus Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada Kamis (16/10/2025).

Para murid pun langsung mengemasi beberapa barangnya ke dalam tas ketika bel berbunyi pukul 16.00 WIB.

Lalu, seorang guru mulai memimpin doa sebelum mereka meninggalkan kelas.

"Satu jenjang kelas 10 (SMA) semuanya. Awalnya 100 (siswa) terus di tengah ada anak kondisinya sakit, jadi 99," kata Guru Agama Sekolah Rakyat 21 Surabaya, Mufatiroh, Kamis (16/10/2025).

Baca juga: Cerita Mufatiroh Beralih Jadi Guru Sekolah Rakyat Surabaya, Awalnya Kaget Hadapi Karakter Beda Murid SR

Mufatiroh mengatakan, para murid Sekolah Rakyat tersebut membuka harinya dengan melakukan shalat di asrama. Kemudian, mereka membersihkan kamar masing-masing dan lorong asrama.

"Setelahnya, anak-anak bersih diri terus ke dapur, sarapan pagi. Terus mereka berbaris dulu sebelum diantarkan ke sekolah, untuk diberi motivasi sama wali asuh dan wali asrama," jelasnya.

Baca juga: Di Tengah Keterbatasan Ekonomi, Orang Tua Gantungkan Cita-cita Anak ke Sekolah Rakyat di Pamekasan

Sedangkan, kata Mufatiroh, para guru sudah siap menyambut para siswa di lorong menuju ke kelas, sekitar pukul 06.30 WIB. Selanjutnya, mulai Sekolah Rakyat mulai kegiatannya pukul 07.00 WIB.

"Itu shalat duha dulu, baru setelah itu mereka mulai mengikuti pembelajaran sampai pukul 10.30 WIB, baru istirahat. Setelah itu shalat zuhur berjamaah dan makan siang di sekolah," ucapnya.

Lalu, para murid kembali memulai pelajarannya sekitar pukul 13.00 WIB. Mereka diwajibkan untuk mengikuti shalat ashar sekitar pukul 15.00 WIB.

"Kalau shalat seluruh petugasnya, mulai muazin sampai imam dan doa dilakukan anak-anak. Kami guru hanya mendampingi dan memfasilitasi anak-anak," ujarnya.

Mufatiroh mengungkapkan, siswa yang memiliki jadwal piket membersihkan kelasnya secara bergantian. Kemudian, para guru mengantarkan mereka pulang ke asrama pukul 16.00 WIB.

"Setelah kembali anak-anak melanjutkan shalat magrib, makan malam dan shalat isya. Terus sesuai jadwal asrama, Senin dan Rabu mereka baca tulis Al Quran, kalau Selasa public speaking," katanya.

Lebih lanjut, Mufatiroh menyebut, pengurus asrama dan guru Sekolah Rakyat harus bisa membuat siswa disiplin. Selain itu, dia juga memberikan hadiah bagi murid yang berprestasi.

"Dari anak yang motivasinya kurang, kita kasih tahu, kita kuatkan, karena kadang di keluarga enggak dapat. Sudah ada yang bisa doa sendiri, terus ada 4 anak yang ke Thailand pertukaran pelajar," ucapnya.

Mufatiroh percaya, siswa yang belajar di Sekolah Rakyat memiliki masa depan yang sama dengan anak lainnya. Sebab, mereka mendapatkan perlakuan yang baik selama belajar.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau