Salin Artikel

Mengintip Kegiatan Siswa di Asrama Sekolah Rakyat 21 Surabaya

SURABAYA, KOMPAS.com - Puluhan siswa Sekolah Rakyat 21 Surabaya, Jawa Timur, tidak hanya menjalani proses belajar mengajar. Mereka juga melakukan sejumlah kegiatan selama tinggal di asrama.

Sejumlah siswa mengenakan kaus merah dan celana hitam terlihat duduk berjajar di salah satu kelas di kompleks Kampus Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada Kamis (16/10/2025).

Para murid pun langsung mengemasi beberapa barangnya ke dalam tas ketika bel berbunyi pukul 16.00 WIB.

Lalu, seorang guru mulai memimpin doa sebelum mereka meninggalkan kelas.

"Satu jenjang kelas 10 (SMA) semuanya. Awalnya 100 (siswa) terus di tengah ada anak kondisinya sakit, jadi 99," kata Guru Agama Sekolah Rakyat 21 Surabaya, Mufatiroh, Kamis (16/10/2025).

Mufatiroh mengatakan, para murid Sekolah Rakyat tersebut membuka harinya dengan melakukan shalat di asrama. Kemudian, mereka membersihkan kamar masing-masing dan lorong asrama.

"Setelahnya, anak-anak bersih diri terus ke dapur, sarapan pagi. Terus mereka berbaris dulu sebelum diantarkan ke sekolah, untuk diberi motivasi sama wali asuh dan wali asrama," jelasnya.

Sedangkan, kata Mufatiroh, para guru sudah siap menyambut para siswa di lorong menuju ke kelas, sekitar pukul 06.30 WIB. Selanjutnya, mulai Sekolah Rakyat mulai kegiatannya pukul 07.00 WIB.

"Itu shalat duha dulu, baru setelah itu mereka mulai mengikuti pembelajaran sampai pukul 10.30 WIB, baru istirahat. Setelah itu shalat zuhur berjamaah dan makan siang di sekolah," ucapnya.

Lalu, para murid kembali memulai pelajarannya sekitar pukul 13.00 WIB. Mereka diwajibkan untuk mengikuti shalat ashar sekitar pukul 15.00 WIB.

"Kalau shalat seluruh petugasnya, mulai muazin sampai imam dan doa dilakukan anak-anak. Kami guru hanya mendampingi dan memfasilitasi anak-anak," ujarnya.

Mufatiroh mengungkapkan, siswa yang memiliki jadwal piket membersihkan kelasnya secara bergantian. Kemudian, para guru mengantarkan mereka pulang ke asrama pukul 16.00 WIB.

"Setelah kembali anak-anak melanjutkan shalat magrib, makan malam dan shalat isya. Terus sesuai jadwal asrama, Senin dan Rabu mereka baca tulis Al Quran, kalau Selasa public speaking," katanya.

Lebih lanjut, Mufatiroh menyebut, pengurus asrama dan guru Sekolah Rakyat harus bisa membuat siswa disiplin. Selain itu, dia juga memberikan hadiah bagi murid yang berprestasi.

"Dari anak yang motivasinya kurang, kita kasih tahu, kita kuatkan, karena kadang di keluarga enggak dapat. Sudah ada yang bisa doa sendiri, terus ada 4 anak yang ke Thailand pertukaran pelajar," ucapnya.

Mufatiroh percaya, siswa yang belajar di Sekolah Rakyat memiliki masa depan yang sama dengan anak lainnya. Sebab, mereka mendapatkan perlakuan yang baik selama belajar.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/10/16/215158078/mengintip-kegiatan-siswa-di-asrama-sekolah-rakyat-21-surabaya

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com