Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinkhole Kecil di Kota Malang Diduga Imbas Kebocoran Pipa PDAM

Kompas.com, 19 September 2025, 15:48 WIB
Nugraha Perdana,
Icha Rastika

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang menyelesaikan penanganan sinkhole atau lubang ambles yang kembali muncul di Jalan Muharto, Kota Malang, Jawa Timur pada Jumat (19/9/2025).

Rembesan air, yang diduga kuat berasal dari kebocoran pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) disebut sebagai pemicu utama insiden yang terjadi pada Kamis (18/9/2025) itu.

Kepala Bidang Bina Marga DPUPRPKP Kota Malang, Kristiyan Bagus Muryanto menegaskan bahwa langkah perbaikan di lokasi telah tuntas dilaksanakan.

"Sudah ditangani," ujarnya secara singkat saat dikonfirmasi pada Jumat (19/9/2025).

Baca juga: Sinkhole di Kota Meksiko Muncul Tiba-tiba Telan Truk

Kristiyan meluruskan bahwa titik sinkhole kali ini merupakan lokasi baru dan berbeda dari lubang yang pernah diperbaiki pada tahun sebelumnya.

"Ini beda (titik) dari tahun lalu. Yang tahun lalu berada di sebelah timurnya lagi," katanya. 

Saat ditanya mengenai penyebabnya, ia menyatakan bahwa amblesnya tanah dipicu oleh rembesan air. "Kemungkinan besar dari (kebocoran pipa) PDAM," ucap Kristiyan.

Menanggapi fenomena sinkhole yang beberapa kali terjadi di Kota Malang, Dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Alik Ansyori Alamsyah menyampaikan bahwa penyebabnya bisa sangat beragam dan kompleks.

"Permasalahannya tidak selalu sama. Ada yang disebabkan oleh aliran air bawah tanah yang menggerus tanah dasar jalan, namun ada pula yang pemicunya adalah kondisi tanah itu sendiri yang memang buruk," ucap Alik.

Menurutnya, sinkhole yang disebabkan oleh faktor alam murni seperti aliran air bawah tanah memang sulit untuk diantisipasi.

Baca juga: Mobil Terperosok karena Sinkhole di Singapura, Apakah Bisa Terjadi di Indonesia?

Namun, jika penyebabnya adalah struktur tanah dasar yang tidak stabil, langkah-langkah teknis seperti stabilisasi tanah dapat menjadi solusi preventif.

Lebih lanjut, Alik menyoroti faktor eksternal lain yang bisa memicu sinkhole, seperti adanya pekerjaan konstruksi berat di sekitar lokasi.

"Kadang-kadang penyebabnya karena ada pekerjaan berat seperti pemancangan fondasi, yang getarannya dapat menyebabkan runtuhnya tanah dasar di sekitarnya," ucapnya. 

Untuk meminimalisasi risiko di masa depan dan menjamin keselamatan pengguna jalan, Alik menyarankan Pemerintah Kota Malang untuk mengambil langkah-langkah strategis dan proaktif.

"Perlu ada pendataan komprehensif mengenai daerah mana saja yang memiliki karakteristik tanah dasar yang jelek. Di area-area tersebut, perlu dilakukan stabilisasi sebelum terjadi sinkhole," katanya.

Baca juga: Detik-detik Mobil Terperosok Sinkhole di Singapura Terekam Kamera

Selain itu, ia menekankan pentingnya pemetaan aliran air bawah tanah serta pengawasan ketat terhadap infrastruktur vital seperti pipa PDAM.

Langkah antisipatif ini dianggap penting untuk mencegah kejadian serupa yang dapat membahayakan publik secara tiba-tiba.

"Yang paling penting adalah harus ada kontrol rutin terhadap pipa PDAM. Jika ada kebocoran, sekecil apa pun, harus segera tertangani. Ini untuk mencegah air merembes dan terus-menerus menggerus tanah dasar hingga akhirnya ambles," ujar dia. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau