Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Terduga Pelaku Perusakan Kantor DPRD Kota Madiun Dipulangkan

Kompas.com, 1 September 2025, 19:09 WIB
Muhlis Al Alawi,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com - Aparat Polres Madiun Kota memulangkan empat terduga pelaku perusakan gedung DPRD Kota Madiun saat terjadi kericuhan dalam aksi unjuk rasa di kantor tersebut.

Kapolres Madiun Kota, AKBP Wiwin Juniarto Supriyadi yang dikonfirmasi Senin (1/9/2025) mengungkapkan, empat orang sempat diamankan dalam peristiwa kericuhan di kantor DPRD Kota Madiun pada Sabtu (30/8/2025).

Kini, empat terduga pelaku sudah dipulangkan ke rumah orangtuanya.

Baca juga: Sempat Ditutup, DPRD Kota Madiun Dibuka Kembali Besok

“Sudah kami amankan empat orang. Tetapi sudah kami pulangkan karena yang bersangkutan melakukan provokasi, memberikan fasilitas ban bekas. Kita sudah pulangkan sudah diterima orangtua, RT, RW dan lurah. Mereka sudah diterima dalam kondisi yang sehat,” kata Wiwin.

Wiwin bersama Wali Kota Madiun Maidi, Ketua DPRD Kota Madiun Armaya dan sejumlah tokoh agama melihat kondisi kantor DPRD Kota Madiun setelah dilempari batu oleh sekelompok masa saat unjuk rasa digelar akhir pekan lalu.

Baca juga: Remaja Terlibat Penjarahan Kantor DPRD, Wali Kota Madiun: Kami Cek dan Identifikasi

Selain pagar depan yang rusak, kaca depan pintu masuk ruang utama sidang DPRD Kota Madiun juga pecah. Tak hanya itu, kaca beberapa ruang yang berada di samping ruang sidang utama juga pecah.

Wiwin mengatakan, meski terduga pelaku dipulangkan, kasus itu tetap ditindaklanjuti Satuan Reskrim Polres Madiun Kota. Hanya saja, identitas terduga pelaku tidak bisa disebutkan mengingat usianya masih di bawa umur.

“Sebagian besar masih berusia di bawah umur. Tidak bisa kami sampaikan (identitasnya) lantaran banyak anak berusia di bawah umur,” jelas Wiwin.

Soal apakah empat orang berasal dari massa aksi atau kelompok lain, Wiwin enggan berkomentar. Wiwin juga tidak menanggapi saat ditanya aktor di balik perusakan di kantor DPRD Kota Madiun.

Wiwin berdalih, saat ini Polres Madiun Kota bersama Forpimda berfokus untuk merehabilitasi fasilitas negara yang rusak akibat aksi anarki saat unjuk rasa digelar di depan Gedung DPRD Kota Madiun.

“Kami masih fokus rehab fasilitas negara yang rusak. Karena ini fasilitas negara yang akan digunakan untuk kepentingan negara. Jangan sampai ada hambatan di kemudian hari," katanya.

Untuk menjaga obyek vital di wilayah Kota Madiun, Wiwin menyebutkan sudah menyiapkan 400 personel gabungan. Kendati demikian, Wiwin meminta agar warga Kota Madiun turut menjaga kondusifitas keamanan di Kota Pecel.

"Jadilah masyarakat yang bisa menjadi teladan bagi yang lain. Mari bersama menjaga keamanan Kota Madiun," pungkasnya.

Untuk diketahui, sekelompok orang tak dikenal melakukan perusakan terhadap gedung DPRD Kota Madiun saat berlangsung aksi massa di lokasi itu pada Sabtu (30/8/2025).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau