JEMBER, KOMPAS.com - Setelah mendapatkan kritik tajam Komisi B DPRD Jember, Yayasan Jember Fashion Carnaval (JFC) angkat bicara.
Bendahara Yayasan JFC David Susilo menyatakan siap memberikan laporan keuangan secara transparan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik seperti yang biasa dilakukan.
Tapi hanya pengeluaran yang langsung dikelolanya.
"Semua akan kami hitung sesuai dengan versinya kami sebagai Yayasan JFC," kata David kepada Kompas.com, Selasa (12/8/2025).
Baca juga: Legislator Jember Tagih Transparansi Keuangan Manajemen Jember Fashion Carnaval
Namun, ia mengarisbawahi bahwa pihaknya tidak menerima tunai anggaran Rp 1,95 miliar yang digelontorkan Pemkab Jember dari APBD.
"Saya gak akan pernah melaporkan Rp 1,95 miliar. Saya akan melaporkan di luar itu apa saja yang kami lakukan," ujarnya.
Hibah diberikan dalam bentuk barang dan jasa yang sepenuhnya ditangani pemkab dalam bentuk e-katalog atau lelang terbatas, seperti apa yang pihaknya minta.
Vendor-bendor mengajukan langsung kepada pemkab yang berkaitan dengan persewaan peralatan.
"Nah, itu kan ke vendor uangnya bukan ke kami," tegasnya.
Baca juga: Senyum Anak Disabilitas di Runway 1,8 Km Jember Fashion Carnaval
Sementara, mendatangkan artis, performer dari Jepang, kembang api, dan banyak lainnya di luar anggaran dari pemkab.
Ia menuturkan, pengeluaran total gelaran JFC 2025 tengah proses disusun dan akan segera melaporkannya kepada DPRD dan Pemkab Jember.
Namun, itu diluar anggaran yang dikucurkan pemkab karena uang seluruhnya masuk ke event organizer (EO).
"Saya gak akan pernah melaporkan Rp 1,95 miliar. Saya akan melaporkan di luar itu apa saja yang kami lakukan," bebernya.
David mengungkapkan, gelaran JFC 2025 yang digelar 8 sampai 10 Agustus 2025 sebenarnya menghabiskan anggaran lebih dari Rp 3 miliar.
"(Penjualan) tiket itu untuk menutupi kekurangan dari Rp 1,95 miliar itu," katanya mengklarifikasi mengapa JFC masih menjual tiket.
Baca juga: Mundur dari Manajemen Jember Fashion Carnaval, Bubah Alfian: JFC Terakhirku