JEMBER, KOMPAS.com - Ada dugaan penjualan beras program stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) palsu dan tak sesuai takaran di Pasar Manggisan, Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Bupati Jember Muhammad Fawait mengaku mendapatkan laporan penyalahgunaan beras SPHP di sejumlah pasar tradisional.
"Hasil mitigasi awal menunjukkan adanya indikasi beras (SPHP) palsu di lapangan," ucapnya.
Fawait mengaku telah berkoordinasi dengan Bulog dan akan menindaklanjuti dugaan tersebut secara tegas. "Kalau berasnya palsu, rakyat yang jadi korban," tuturnya.
Baca juga: Mutu Beras Dipertanyakan, Pemerintah Revisi Aturan untuk Cegah Oplosan SPHP
Pemkab Jember telah mengerahkan camat, satpol PP, dan aparat penegak hukum (APH) untuk melakukan pengawasan ketat di pasar-pasar sebagai lokus distribusi beras SPHP.
Ia minta masyarakat waspada pada ciri-ciri beras yang tak sesuai standar dan melaporkan bila ada kecurigaan adanya penyalahgunaan beras SPHP.
Sementara itu, Kepala Bulog Jember Muhammad Ade Saputra mengatakan, laporan yang didapat ialah peredaran beras SPHP yang tak sesuai dengan timbangan.
"Hal tersebut sebenarnya sudah kami ketahui dari Juni, sementara kami baru diberi penugasan di tanggal 8 Juli," katanya kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Sabtu (9/10/2025) malam.
Namun, dugaan kecurangan oknum di toko-toko pasar tradisional masih dalam proses verifikasi dan validasi kebenarannya bersama Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jember.
Baca juga: Harga Beras Malah Naik di Tengah Penyaluran Bantuan Pangan dan SPHP
Indikasi beras SPHP palsu yang beredar di Pasar Manggisan, Tanggul, kata dia, ada oknum mengemas dan membeli kemasannya di toko online.
Sejauh ini, belum ada identitas oknum yang disebutkan.
Bulog, kata dia, sudah bekerja sama dengan Satgas Pangan Polres Jember untuk menelusuri. "Yang jelas Polres pasti akan bertindak," ujar Ade.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang