Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lelah dan Tekor, Cerita Sopir Truk Gresik yang Terjebak di Jalur Neraka Menuju Ketapang

Kompas.com, 27 Juli 2025, 11:04 WIB
Fitri Anggiawati,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Kemacetan ekstrem yang terjadi di jalur Situbondo arah Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Jawa Timur menyebabkan waktu tempuh perjalanan untuk kendaraan yang melintas lebih lama dibandingkan biasanya.

Bahkan, waktu tempuh dari tengah hutan Baluran hingga masuk antrean kapal di Pelabuhan Ketapang mencapai tiga hari.

"Saya total perjalanan dari Baluran sampai antre sekarang sudah tiga hari," kata sopir truk, Putu Budi, Sabtu (26/7/2025), di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur.

Membawa muatan semen, total waktu tempuh perjalanan dari Gresik yang dijalani Putu mencapai lima hari.

Padahal, jika lalu lintas normal, hanya dibutuhkan dua hari.

Dua Hari Menginap di Pelabuhan Ketapang

Diceritakan Putu, ia mulai terdampak "jalur neraka" itu sejak di pertengahan hutan, dan kendaraannya melaju dengan sangat lambat sebab tertutupnya jalur menuju Pelabuhan Ketapang.

Baca juga: Antrean di Pelabuhan Ketapang, Khofifah Minta Menhub Tambah Kapal Penyeberangan ke Bali

Butuh waktu 1,5 hari hingga akhirnya dia memasuki area Pelabuhan Ketapang, namun kendaraannya tak bisa langsung masuk, melainkan ke buffer zone Dermaga Bulusan.

"Total hampir dua hari saya nginep di dermaga Bulusan dan bisa masuk area pelabuhan. Ini saya sudah 6 jam antre di dalam area pelabuhan," tuturnya.

Menghela napas panjang, Putu mengatakan bahwa "jalur neraka" yang terjadi menuju Pelabuhan Ketapang sangat merugikan, khususnya untuk para sopir.

Sebab, biaya kebutuhan selama perjalanan dapat mencapai dua kali lipat dari biasanya, yang akhirnya berpengaruh pada pendapatan bersih yang diterima.

"Biaya makan biasanya cukup Rp 300 ribu untuk pulang pergi, ini bisa sampai Rp 600 ribu belum sampai tujuan," tuturnya.

Baca juga: Bupati Banyuwangi Ajukan Bantuan Kapal ke Kemenhub untuk Urai Kemacetan di Pelabuhan Ketapang

Foto udara antrean truk pengangkut logistik menunggu giliran memasuki kapal di Pelabuhan Bulusan, Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (25/7/2025). Untuk mengurai kemacetan kendaraan bertonasi besar yang mencapai 31 kilometer, PT ASDP Indonesia Ferry menambah satu armada kapal yakni KMP Gading Nusantara yang mampu mengangkut 20-30 truk dalam satu kali penyeberangan menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/tom.ANTARA FOTO/Budi Candra Setya Foto udara antrean truk pengangkut logistik menunggu giliran memasuki kapal di Pelabuhan Bulusan, Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (25/7/2025). Untuk mengurai kemacetan kendaraan bertonasi besar yang mencapai 31 kilometer, PT ASDP Indonesia Ferry menambah satu armada kapal yakni KMP Gading Nusantara yang mampu mengangkut 20-30 truk dalam satu kali penyeberangan menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/tom.

Begitu juga dengan bahan bakar yang menjadi lebih boros saat mengantre, namun sayangnya ia tak mendapatkan dispensasi dari perusahaan terkait hal tersebut.

"Banyak kerugian, badan juga harus kuat karena meskipun bisa istirahat di kendaraan, tapi tetap menguras tenaga karena istirahat tidak maksimal," ujarnya.

Ia pun berharap solusi segera dari pihak-pihak terkait agar kemacetan ekstrem tak berkepanjangan.

Gubernur Jatim Minta Tambahan Kapal

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meminta Kementerian Perhubungan menambah kapal untuk beroperasi di lintas Ketapang-Gilimanuk.

Halaman:


Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau