BANYUWANGI, KOMPAS.com - Kemacetan ekstrem yang terjadi di jalur Situbondo arah Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Jawa Timur menyebabkan waktu tempuh perjalanan untuk kendaraan yang melintas lebih lama dibandingkan biasanya.
Bahkan, waktu tempuh dari tengah hutan Baluran hingga masuk antrean kapal di Pelabuhan Ketapang mencapai tiga hari.
"Saya total perjalanan dari Baluran sampai antre sekarang sudah tiga hari," kata sopir truk, Putu Budi, Sabtu (26/7/2025), di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur.
Membawa muatan semen, total waktu tempuh perjalanan dari Gresik yang dijalani Putu mencapai lima hari.
Padahal, jika lalu lintas normal, hanya dibutuhkan dua hari.
Diceritakan Putu, ia mulai terdampak "jalur neraka" itu sejak di pertengahan hutan, dan kendaraannya melaju dengan sangat lambat sebab tertutupnya jalur menuju Pelabuhan Ketapang.
Baca juga: Antrean di Pelabuhan Ketapang, Khofifah Minta Menhub Tambah Kapal Penyeberangan ke Bali
Butuh waktu 1,5 hari hingga akhirnya dia memasuki area Pelabuhan Ketapang, namun kendaraannya tak bisa langsung masuk, melainkan ke buffer zone Dermaga Bulusan.
"Total hampir dua hari saya nginep di dermaga Bulusan dan bisa masuk area pelabuhan. Ini saya sudah 6 jam antre di dalam area pelabuhan," tuturnya.
Menghela napas panjang, Putu mengatakan bahwa "jalur neraka" yang terjadi menuju Pelabuhan Ketapang sangat merugikan, khususnya untuk para sopir.
Sebab, biaya kebutuhan selama perjalanan dapat mencapai dua kali lipat dari biasanya, yang akhirnya berpengaruh pada pendapatan bersih yang diterima.
"Biaya makan biasanya cukup Rp 300 ribu untuk pulang pergi, ini bisa sampai Rp 600 ribu belum sampai tujuan," tuturnya.
Baca juga: Bupati Banyuwangi Ajukan Bantuan Kapal ke Kemenhub untuk Urai Kemacetan di Pelabuhan Ketapang
Foto udara antrean truk pengangkut logistik menunggu giliran memasuki kapal di Pelabuhan Bulusan, Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (25/7/2025). Untuk mengurai kemacetan kendaraan bertonasi besar yang mencapai 31 kilometer, PT ASDP Indonesia Ferry menambah satu armada kapal yakni KMP Gading Nusantara yang mampu mengangkut 20-30 truk dalam satu kali penyeberangan menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/tom.Begitu juga dengan bahan bakar yang menjadi lebih boros saat mengantre, namun sayangnya ia tak mendapatkan dispensasi dari perusahaan terkait hal tersebut.
"Banyak kerugian, badan juga harus kuat karena meskipun bisa istirahat di kendaraan, tapi tetap menguras tenaga karena istirahat tidak maksimal," ujarnya.
Ia pun berharap solusi segera dari pihak-pihak terkait agar kemacetan ekstrem tak berkepanjangan.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meminta Kementerian Perhubungan menambah kapal untuk beroperasi di lintas Ketapang-Gilimanuk.