BANYUWANGI, KOMPAS.com - Anomali terjadi di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Jawa Timur, di tengah kemacetan ekstrem yang melanda.
Antrean kendaraan mengular hingga sejauh 35 kilometer, namun kapal-kapal yang berada di dermaga MB (moveable bridge) tidak mendapatkan muatan.
Ketua Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Banyuwangi, Mastiga Sofyan, mengungkapkan, "Muatan melimpah, tapi ternyata kami tidak dapat muatan. Itu yang kami alami dari beberapa operator kapal yang menyampaikan kepada kami."
Pernyataan ini disampaikan Mastiga dalam rapat bersama Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, serta berbagai pihak terkait di Kantor ASDP Ketapang Banyuwangi.
Baca juga: Dilema Pemkab Banyuwangi Hadapi Kemacetan Ekstrem Pelabuhan Ketapang
Mastiga menjelaskan bahwa Gapasdap memiliki 36 kapal yang melayani penyeberangan di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk.
Ia menekankan pentingnya menjaga performa kapal untuk mendukung layanan penyeberangan dengan mengutamakan keselamatan.
"Kurang lebih ada 40 kapal di MB 1, MB 2, MB 3, dan MB 4, kapasitasnya besar, tidak semua kapasitasnya kecil," tuturnya.
Dia berharap penyesuaian dan pengarahan kendaraan untuk masuk ke Pelabuhan Ketapang dapat dilakukan tanpa diarahkan ke buffer zone Dermaga Bulusan, yang saat ini diterapkan oleh kepolisian dan ASDP.
Menurut survei Gapasdap, banyak kendaraan sumbu tiga yang bobotnya ringan, dan hanya sekitar 30-40 persen dari kendaraan tersebut yang memiliki berat di atas 35 ton.
Mastiga memberikan contoh, kendaraan sumbu tiga yang ringan umumnya membawa muatan paket, snack, serta popok, dengan berat rata-rata tujuh ton dan yang paling berat berkisar 16 ton.
Baca juga: Bupati Banyuwangi Ajukan Bantuan Kapal ke Kemenhub untuk Urai Kemacetan di Pelabuhan Ketapang
Kendaraan tronton terberat hanya 10 ton, sehingga total beratnya tidak mencapai 30 ton.
Kendaraan-kendaraan tersebut dapat diangkut menggunakan kapal terkecil Gapasdap yang mampu membawa hingga sembilan unit kendaraan.
"Sekiranya setiap dermaga, MB 1 hingga MB 4 memuat minimal lima kendaraan, maka per-30 menit bisa memuat 20 kendaraan yang memiliki panjang 10-12 meter, dan ini dapat memperpendek antrean kendaraan hingga 200 meter," ujarnya.
Di sisi lain, Mastiga mengusulkan pemisahan kendaraan berat dan ringan, yang dianggapnya sangat penting.
Jika kendaraan ringan langsung dialihkan ke dermaga MB, antrean panjang dapat diurai lebih efektif.