Editor
KOMPAS.com - Warga Ponorogo, Jawa Timur, Dewi Astutik, yang kini menjadi buron Interpol terkait peredaran narkoba, ternyata memiliki rekam jejak tak main-main.
Beberapa waktu lalu, Kapolres Ponorogo AKBP Andin Wisnu Sudibyo mengungkapkan bahwa Dewi memang sejak lama menjadi pekerja migran Indonesia (PMI).
"Sudah lama jadi PMI," ujar Andin, Rabu (28/5/2025).
Hal serupa turut disampaikan Kepala Dusun domisili Dewi sesuai kartu tanda penduduk, Gunawan.
Berdasarkan KTP-nya, Dewi berdomisili di Dusun Sumber Agung, Desa/Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo.
Menurut Gunawan, Dewi pernah bekerja di Hongkong dan Taiwan.
Baca juga: Warga Ponorogo Buron Penyelundupan 2 Ton Sabu Palsukan Identitas Jadi Dewi Astutik
Kabar terbaru, Dewi berpamitan kepada keluarganya untuk bekerja di Kamboja.
"Memang bekerja di luar negeri dan sudah lama berangkat. Ia pernah bekerja di Hongkong dan Taiwan, terakhir ini katanya di Kamboja," kata dia, Selasa (27/5/2025).
Namun, keberangkatan Dewi ke Kamboja ternyata menyisakan sejumlah kejanggalan.
Ia diduga menggunakan identitas palsu milik keluarganya.
Dewi sendiri diketahui bernama asli PA.
"Kalau foto dan alamat yang beredar itu kenalnya adalah PA, memang warga sini. Tapi, kalau nama Dewi Astutik, kita tidak kenal," ungkap warga Dusun Sumber Agung, Sri Wahyuni.
"Ibu itu (Dewi Astutik) memang KTP-nya Ponorogo. Identitas yang pertama dipalsukan, punya keluarganya. Orang situ (Ponorogo), tapi kartunya (KTP) dipalsukan," kata Andin secara terpisah.
Nama Dewi Astutik mencuat ketika Badan Narkotika Nasional membongkar peredaran heroin seberat 2,76 kilogram di Bandara Soekarno-Hatta.
Heroin itu diamankan dari seorang pria berinisial ZM pada 24 September 2024, ketika ia baru tiba di Terminal 3 Kedatangan Bandara.
Baca juga: Foto Dewi Astutik, Buron Interpol di Balik Sabu 2 Ton Dikenali Warga Ponorogo, tetapi Namanya Beda