Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PHK Mengintai Industri Hotel, Justru Malang dan Surabaya Tunjukkan Sinyal Positif

Kompas.com, 28 Mei 2025, 08:34 WIB
Suci Rahayu,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Industri perhotelan nasional tengah berada dalam tekanan.

Hasil survei Badan Pimpinan Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPD PHRI) Jakarta pada April 2025 menunjukkan, 70 persen pelaku usaha hotel di ibu kota mempertimbangkan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Jika tidak ada intervensi pemerintah, bahkan 90 persen responden mengaku telah memangkas pekerja harian dan 36,7 persen lainnya sudah mengurangi staf tetap.

Namun, kondisi ini ternyata tidak sepenuhnya seragam di berbagai daerah.

Baca juga: Rental Motor Lalu Dijual untuk Judi Online, Karyawan Hotel di Labuan Bajo Jadi Tersangka

Salah satunya di Jawa Timur, khususnya Malang dan Surabaya yang justru menunjukkan sinyal positif meski tetap berhati-hati menghadapi tantangan yang ada.

Sugito Adhi, Cluster General Manager Grand Mercure Malang Mirama & Mercure Surabaya Grand Mirama, menilai okupansi selama Januari hingga Juni 2025 tidak bisa disamakan dengan periode sebelumnya.

"Karena bisnis pastinya tidak sama dengan di tahun sebelumnya jika kita compare. Bisa dibilang situasi okupansi saat ini cukup dinamis," ujar Sugito, Selasa (27/5/025) sore.

Meski demikian, ia menegaskan terus berupaya mengoptimalkan kinerja dengan melibatkan seluruh elemen, baik mitra maupun stakeholder, secara online dan offline.

Sebab kolaborasi dan inovasi menjadi kunci.

"Meningkatkan kreativitas dalam menciptakan inovasi dan hal-hal baru sehingga menciptakan guest experiences yang berkesan. Meskipun tantangannya cukup berat karena tetap memerlukan campur tangan dari pemegang kebijakan pemerintahan," kata dia.

Baca juga: Kini, Ada Hotel di Rest Area Travoy Tol Batang-Semarang

Sementara itu, Hafidz Ardiawan, Marcom Java Paragon Hotel & Residence Surabaya, mengungkapkan bahwa situasi di tempatnya mulai membaik.

Ia menyebut tingkat okupansi dan pendapatan sempat menurun tajam, namun kini sudah menunjukkan tanda-tanda pemulihan.

"Saat ini kami belum ada untuk PHK. Kemarin memang berdampak terkait occupancy dan revenue setiap bulannya yg turun drastis. Tapi saat ini kami berharap sudah mulai normal kembali," ujar Hafidz.

Ia mengakui bahwa efisiensi yang terjadi di berbagai sektor, termasuk di kalangan pemerintah dan korporasi, turut memengaruhi performa hotel.

"Salah satunya yg memengaruhi ya kebijakan pemerintah adanya efisiensi. Tidak hanya government yang melakukan efisiensi. Akhirnya beberapa corporate juga melakukan hal yg sama sehingga berdampak ke kami," sambungnya.

Baca juga: Polisi Gerebek Pesta Seks Gay di Hotel Jaksel, 9 Orang Ditangkap

Kini dalam menghadapi masa-masa sulit, Java Paragon pun beradaptasi dengan menawarkan berbagai promo menarik, khususnya di lini restoran.

"Selain kita melakukan efisiensi. Kami juga membuat promo yang menarik khususnya di restoran kami. Tentunya dengan harga yang affordable," kata dia.

Meski beberapa daerah menunjukkan geliat positif, tekanan terhadap sektor perhotelan secara nasional tetap besar.

Para pelaku usaha berharap adanya kebijakan yang berpihak untuk menjaga keberlangsungan industri serta melindungi tenaga kerja yang menjadi tulang punggung sektor perhotelan ini.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau