SURABAYA, KOMPAS.com - Bambang Sri Mahendra, ayah dari BAI (11), korban yang dibanting guru sekaligus pelatih futsal, memberikan tanggapan terkait pemecatan pelaku, BAZ (30), sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Pemecatan ini terjadi setelah insiden kekerasan yang terjadi saat turnamen futsal di Surabaya.
BAI, yang sebelumnya melaporkan dugaan kekerasan tersebut, telah mencabut laporannya di Mapolrestabes Surabaya. Dia dan BAZ sepakat untuk menyelesaikan perkara ini secara damai.
"Memang dalam perkara di Polrestabes Surabaya sudah kami cabut. Kami tidak saling menuntut karena faktor kemanusiaan," kata Bambang saat dikonfirmasi pada Rabu (7/5/2025).
Baca juga: Pelatih Futsal Banting Siswa SD di Surabaya Resmi Dipecat sebagai Guru, Status PPPK Juga Dicopot
Bambang menambahkan, keputusan pemecatan BAZ merupakan kewenangan Wali Kota Surabaya.
"Terkait putusan daripada inspektorat melalui Wali Kota Surabaya, dari sisi status kepegawaian ini kembali ke kewenangan Wali Kota Surabaya," ujarnya.
Meskipun demikian, Bambang menegaskan bahwa pelaku harus menerima konsekuensi dari tindakannya.
"Komentar kami terkait hal itu, (pemecatan) ini adalah sebuah risiko yang harus diterima (BAZ). Karena kebetulan guru ini tidak patut melakukan hal (bantingan) seperti itu," ucapnya.
Dia juga menyoroti bahwa Pemerintah Kota Surabaya telah mempertimbangkan dengan matang sebelum mengambil keputusan untuk memecat BAZ, terutama mengingat posisinya sebagai tenaga pendidik yang berinteraksi langsung dengan anak-anak.
"Jika (status guru) ini menjadi dasar Wali Kota Surabaya untuk memberhentikan BAZ, entah dengan hormat atau tidak hormat, ini memang risiko yang harus ditanggung," tambahnya.
Baca juga: Meski Laporan Dicabut, Eri Cahyadi Tetap Minta Pelatih Futsal yang Banting Siswa SD Disanksi
Sebelumnya, insiden ini viral setelah beredar video yang menunjukkan sekelompok anak mengenakan jersey hijau merayakan kemenangan.
Tiba-tiba, seorang pria berpakaian kemeja dan bertopi hitam berlari mendekati mereka, mendorong salah satu anak hingga terpental.
Pria tersebut juga terlihat menunjuk anak yang terjatuh sebelum situasi memanas dengan kedatangan dua wasit dan sejumlah orang lainnya.
"Pertandingan semifinal antara MI Alhidayah dan SD Simolawang KIP di SMP Labschool Unesa, JI. Kawung," tulis akun Instagram @surabayakabarmetro dalam unggahannya pada Minggu (27/4/2025).
Akun tersebut juga menyebutkan bahwa pertandingan berjalan normal tanpa permainan kasar, dan MI Alhidayah berhasil memenangkan pertandingan.
Menurut informasi lebih lanjut, korban mengalami trauma akibat insiden tersebut dan disebutkan mengalami keretakan di tulang ekornya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang