Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evakuasi 300 Ular dari Permukiman Warga, Aksi Heroik Relawan Jaga Satwa Indonesia di Madiun

Kompas.com, 19 Maret 2025, 18:00 WIB
Muhlis Al Alawi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com - Penemuan sarang ular kobra di beberapa rumah warga Kabupaten Madiun, Jawa Timur dalam dua bulan terakhir menggemparkan publik.

Betapa tidak, ular berbisa yang dapat mematikan manusia itu berkembang biak bebas di rumah warga.

Bahkan, koloni hewan yang dikenal nama latin Naja sputatrix ini hidup bertahun-tahun bersama pemilik rumahnya.

Terbongkarnya koloni puluhan ular kobra yang bersarang di rumah warga setelah tim relawan pecinta ular melakukan penyisiran atas dasar laporan masyarakat.

Kehadiran relawan pecinta ular memberikan banyak manfaat bagi warga sehingga selamat dari ancaman serangan ular berbisa.

Terlebih, para relawan tidak pernah meminta bayaran saat memberikan pertolongan mengevakuasi ular dari rumah warga.

Baca juga: Cerita Pemilik Rumah yang Jadi Sarang Kobra di Madiun, Ditemukan 25 Ular dan 105 Cangkang Telur

Salah satu komunitas pecinta ular yang kerap memberikan bantuan kepada warga untuk mengevakuasi hewan berbisa sejenis ular dan lainnya adalah Jaga Satwa Indonesia (JSI) yang berpusat di Kota Madiun, Jawa Timur yang dikoordinatori Yonny Purwandana (43)

Yonny yang ditemui beberapa waktu di basecamp JSI di Jalan Jonggrang, Kelurahan Patihan, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun nampak sibuk mengurus puluhan ular yang diselamatkan dari rumah warga.

Dalam satu kotak, terdapat beberapa ular piton yang sudah ditampung dari beberapa kali evakuasi. Tak hanya itu, nampak ular kobra disimpan di sebuah galon bekas air mineral.

Yonny bersama sejumlah pecinta hewan membentuk komunitas JSI sejak tahun 2023 bukan tanpa alasan.

Ia merasa prihatin dengan banyaknya satwa liar yang dibunuh karena minimnya pengetahuan warga terhadap habitat hewan.

Sebelum membentuk komunitas JSI, Yonny sudah bertahun-tahun aktif di komunitas Exotic Animal Lovers (Exalos) Indonesia.

“Motivasi kami menyelamatkan satwa karena kami miris saja. Jangan sampai karena kurang edukasi nanti ada beberapa satwa yang punah. Hal itu bisa terjadi karena perburuan, kurangnya pengetahuan dan pemahaman warga terhadap habitat satwa,” kata Yonny.

Baca juga: Rumahnya Jadi Sarang Kobra, Karti Bahkan Temukan Ular di Bawah Bantal

Yonny khawatir, 20 tahun atau 25 tahun lagi satwa yang ada saat ini hilang dan tinggal menyisakan cerita saja.

Untuk meminimalkan hilangnya satwa, warga perlu diberikan pengetahuan terkait habitat hewan tetap dapat hidup di alam bebas.

“Kalau tahu jangan asal membunuh, karena satwa itu walaupun berbisa dan berbahaya tidak mungkin diciptakan Tuhan tidak bermanfaat. Karena semua ada rangkaiannya. Contohnya ular itu predatornya pembasminya elang. Sementara saat ini banyak di media sosial seperti Facebook ditawarkan rica-rica biawak. Padahal biawak itu salah satu hewan yang mengendalikan populasi ular. Yang membasmi ular itu adalah biawak karena biawaklah yang sering memakan telur-telur ular. Biawak itu memiliki sensor keberadaan telur ular,” tutur Yonny.

Lantaran banyak diminati, lanjut Yonny, biawak kemudian diburu lalu dijual per kilogram Rp 20.000.

Banyaknya perburuan biawak menjadikan satwa pengendali berkembangnya ular berkurang.


Kondisi itu menjadikan ular tumbuh kembang bebas hingga akhirnya banyak ditemukan di permukiman warga.

Terlebih, saat musim penghujan merupakan masa berkembang biaknya ular. Dalam waktu satu setengah hingga dua bulan, seekor ular dapat menetaskan 40 ekor anakan ular.

Selanjutnya, dalam dua hingga tiga tahun, anakan ular itu tumbuh dewasa dan dapat bereproduksi lagi.

Halaman:


Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau