Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituduh Sembunyikan Wanita di Kantor, Camat di Surabaya Bakal Laporkan Akun TikTok Penuduh

Kompas.com, 9 Januari 2025, 22:06 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Camat Asem Rowo, Muhammad Khusnul Amin, mengumumkan rencananya untuk melaporkan akun TikTok yang menuduhnya menyembunyikan seorang wanita di ruangannya.

Ia menegaskan bahwa informasi tersebut adalah hoaks atau berita palsu.

Amin menjelaskan, keputusan melaporkan akun tersebut diambil karena tuduhan itu telah merugikannya secara pribadi dan profesional.

"Kabar yang tertulis dalam video viral tersebut merupakan berita bohong," ujarnya di kantornya pada Kamis (9/1/2025).

Baca juga: Devika Sari Beri Tanggapan soal Video Viral Camat di Surabaya Sembunyikan Dirinya

Insiden tersebut terjadi pada Senin (6/1/2025), saat Amin sedang mengadakan rapat dengan dua stafnya, Afian Syarifuddin dan Devika Sari.

Pada hari itu, puluhan orang mendesak untuk masuk ke kantornya, menuntut penjelasan atas tuduhan yang beredar.

"Saya memang ada rencana untuk melapor ke pihak berwajib karena sudah melanggar Undang-Undang ITE (UU Informasi dan Transaksi Elektronik)," tambah Amin.

Namun, ia menyatakan bahwa saat ini masih mendiskusikan langkah hukum tersebut dengan keluarganya dan Pemerintah Kota Surabaya sebelum mengambil tindakan lebih lanjut.

"Saya dengan keluarga berdiskusi untuk mengambil langkah hukum, hal ini telah keterlaluan. Saya akan melaporkan ini, karena jelas fitnah dan banyak saksi juga melihat kejadian di hari itu," ujarnya.

Amin berencana melaporkan kasus ini ke Polda Jawa Timur, dengan tujuan menuntut pemilik akun media sosial yang menyebarkan kabar bohong tersebut.

"Laporan ini ditujukan kepada pemilik akun media sosial yang menyebar kabar (atau) berita bohong tersebut," tegasnya.

Sebelumnya, video yang beredar di media sosial menunjukkan sekelompok orang mendatangi kantor Camat Asem Rowo, menuduhnya menyembunyikan seorang wanita.

Baca juga: Camat di Surabaya Klarifikasi Video Dirinya Digerebek karena Diduga Sembunyikan Wanita di Kantor

Dalam video tersebut, terdengar beberapa pria berbicara dengan nada tinggi, mempertanyakan pelayanan publik yang diberikan oleh Amin.

"Kamu pelayan masyarakat, kok gak dilayani, kamu bisa berkomunikasi baik-baik. Saya tahu, kantor kamu ta ini? Kantor masyarakat," ungkap salah satu pria dalam video yang diunggah oleh akun TikTok @86mimbar_demokrasi.

Akun tersebut menyebutkan bahwa Camat Asem Rowo diduga menyembunyikan wanita di dalam kantornya dan mengklaim bahwa Amin bersikap arogan terhadap masyarakat.

Tuduhan ini dibantah oleh Amin dan kini ia bertekad mengambil langkah hukum demi membersihkan namanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau