LUMAJANG, KOMPAS.com - Data terbaru dari RSUD dr. Haryoto Lumajang menunjukkan, sebanyak 897 perempuan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengidap kanker payudara.
Dari jumlah tersebut, 815 pasien menjalani rawat jalan, sementara 82 pasien masih dirawat inap. Dari 815 pasien rawat jalan, terdapat 85 pasien baru yang terdiagnosis pada tahun 2024.
Dokter Spesialis Bedah Onkologi RSUD dr. Haryoto Lumajang, dr. Aji Febriakhano mengungkapkan, angka kasus kanker payudara di Lumajang termasuk yang tertinggi di Indonesia.
Baca juga: Terapi Target Beri Hasil Baik pada Kanker Payudara HER2 Positif
"Jumlah kematian akibat kanker payudara di Indonesia ini mencapai 22 ribu jiwa, dan Lumajang ini termasuk yang tertinggi di Indonesia, setelah Medan," kata Aji, di Lumajang, Kamis (19/12/2024).
Aji menjelaskan, rata-rata kematian pada pengidap kanker payudara disebabkan oleh terlambatnya deteksi.
Ia menekankan pentingnya deteksi dini, yang dapat secara signifikan mengurangi risiko kematian.
"Sehingga memerlukan penanganan yang komprehensif. Dalam hal kanker payudara ini berkaitan erat dengan stadium kankernya."
Baca juga: Dorong Deteksi Dini Kanker Payudara, Menkes: Tak Perlu Takut...
Dokter Spesialis Bedah Onkologi RSUD dr. Haryoto Lumajang dr. Aji Febriakhano, Kamis (19/12/2024)"Jika stadiumnya ditemukan lebih awal, maka tingkat keberhasilannya akan semakin tinggi," kata dia.
Untuk memfasilitasi deteksi mandiri, masyarakat dapat memanfaatkan aplikasi sayangmamma.com.
Aplikasi ini dirancang sebagai alat bantu yang menunjukkan cara-cara melakukan pemeriksaan mandiri.
Pengguna hanya perlu menjawab pertanyaan mengenai ciri-ciri kanker payudara, seperti benjolan dan nyeri, saat melakukan pengecekan di rumah.
Baca juga: Mendobrak Hambatan Psikologis Takut Cek Kanker Payudara
Jika terdapat ciri-ciri kanker payudara, pasien akan diarahkan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit terdekat.
"Pembuatan aplikasi Sayang Mamma ini diharapkan dapat membantu kita untuk melakukan skrining sekaligus untuk mengingatkan kapan waktunya kita skrining ada tidaknya kanker payudara sendiri atau harus konsultasi ke dokter bedah onkologi."
"Aplikasinya gratis dan bisa diakses kapan pun dan di mana pun," ungkap Aji.
Deteksi dini menjadi kunci dalam menanggulangi angka kematian akibat kanker payudara, dan aplikasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang