Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Litbang Kompas Pilkada Jatim: Khofifah-Emil Diuntungkan sebagai Petahana

Kompas.com, 15 November 2024, 05:30 WIB
Andi Hartik

Editor

SURABAYA, KOMPAS.com - Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur nomor urut 2 Khofifah Indar Parawansa - Emil Elestianto Dardak diuntungkan sebagai petahana dalam Pilgub Jatim 2024 berdasarkan hasil survei Litbang Kompas.

Posisi sebagai petahana dianggap sebagai salah satu faktor elektabilitas Khoffiah-Emil unggul jauh dari dua pasangan calon lainnya berdasarkan hasil survei Litbang Kompas.

"Kalau pada umumnya kan biasanya calon petahana calon gubernurnya saja, atau bahkan lawan wakil gubernur yang naik kontestasi. Ini satu paket. Kayaknya dengan posisi petahana apalagi satu paket, ini kan sudah memiliki rekam jejak selama lima tahun terkahir, ini sebagai pasangan gubernur dan wakil gubernur dan tentu dengan popularitas yang relatif tinggi dan approval rating-nya juga relatif sudah di atas rata-rata di atas 70 sampai 75 persen," kata Peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu, Jumat (15/11/2024).

Baca juga: Dukung Risma di Pilkada Jatim, Aliansi Madura Indonesia Paparkan 3 Alasannya

Selain itu, dengan posisi sebagai petahana, Khofifah-Emil telah lebih dulu dikenal dan bersosialisasi dengan masyarakat Jatim. Berbeda dengan pasangan calon lainnya yang muncul pada hari-hari terakhir pendaftaran Pilkada Jatim.

Terlebih untuk pasangan nomor urut 3 Tri Rismaharini - Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) yang bisa mendaftar Pilkada Jatim setelah ada putusan Mahkamah Konstitusi. Sebab, perolehan suara PDI Perjuangan di Jatim tidak cukup untuk mengusung calon sendiri sebelum adanya putusan MK tentang ambang batas pencalonan kepala daerah.

Baca juga: Usai Hadiri Rakorda Pilkada Jatim, Megawati Hanya Lempar Senyum

Sedangkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang memiliki golden ticket, baru memutuskan mengusung pasangan Luluk Nur Hamidah - Lukmanul Khakim di hari-hari terakhir jelang penutupan pendaftaran pilkada.

"Jadi memang starting-nya beda, padahal secara sosial kapital Khofifah sudah punya. Sementara yang baru mulai, sosial kapitalnya belum kelihatan, dia harus bertarung dengan pasangan petahana dengan durasi waktu yang relatif sempit," katanya.

Hal ini terbukti dengan tingkat popularitas masing-masing pasangan calon. Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas, pemilih yang sangat mengenal Luluk-Lukman hanya 0,5 persen dan yang sekedar tahu hanya 18,3 persen.

Sedangkan pemilih yang sangat mengenal Khofifah-Emil sebesar 19,9 persen dan yang sekedar tahu 70,2 persen.

Adapun pemilih yang sangat mengenal Risma-Gus Hans sebesar 10,2 persen dan yang sekedar tahu 53,1 persen.

"Ini terbukti di survei kita popularitas Luluk-Lukman jauh di bawah Khofifah-Email dan Risma-Gus Hans gitu ya. Jadi itu bisa menggambarkan," kata Yohan.

Selain itu, tingginya elektabilitas Khofifah-Emil juga karena pemilih loyal. Banyak pemilih yang memilih Khofifah-Emil pada Pilkada Jatim 2018, akan kembali memilih Khofifah-Emil pada pilkada kali ini.

"Khofifah-Emil juga menjadi kontestan di Pilkada 2018. Jadi kalau di survei kita, rata-rata 60 persen lebih pemilih mereka itu akan memilih mereka lagi. Jadi ada loyalitas pemilih yang relatif dijaga baik," katanya.

Faktor berikutnya adalah suara Nahdliyin yang mendominasi pemilih di Jatim. Mayoritas warga Nahdliyin akan memilih Khofifah-Emil pada 27 November mendatang.

"Kita tahu Jawa Timur basisnya NU ini juga rata-rata sebagian besar responden kita yang mengaku warga NU ya itu di atas 70 persen memilih Khofifah-Emil," katanya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau