Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Litbang Kompas Pilgub Jatim: Khofifah-Emil Unggul di Semua Wilayah Sosiokultur

Kompas.com, 15 November 2024, 03:00 WIB
Andi Hartik

Editor

SURABAYA, KOMPAS.com - Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur nomor urut 2 Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak unggul di semua wilayah sosiokultur pada Pilkada Jatim 2024 berdasarkan hasil survei Litbang Kompas.

Secara sosiokultural, Jawa Timur terbagi menjadi empat wilayah, yakni wilayah Arek, Mataraman, Pendalungan dan Madura. Pasangan petahana Khofifah-Emil unggul di semua wilayah sosiokulturan tersebut.

Di wilayah Arek yang meliputi Jatim bagian tengah, yakni Surabaya hingga Malang dan sekitarnya, elektabilitas Khofifah-Emil sebesar 40 persen, Risma-Gus Hans sebesar 32,9 persen, Luluk-Lukman 1,9 persen, dan yang belum menentukan pilihan 25,2 persen.

Baca juga: Dukung Risma di Pilkada Jatim, Aliansi Madura Indonesia Paparkan 3 Alasannya

Di wilayah Mataraman, elektabilitas pasangan Khofifah-Emil unggul dengan 55,3 persen. Posisi kedua ada Risma-Gus Hans dengan 17,0 persen, dan di posisi buncit ada Luluk-Lukman dengan 2,6 persen. Sedangkan pemilih yang belum menentukan pilihan sebesar 25,1 persen.

Di wilayah Pendalungan, elektabilitas pasangan Khofifah-Emil unggul dengan 56,6 persen. Risma-Gus Hans sebesar 18,0 persen, dan Luluk-Lukman 6,3 persen. Pemilih yang belum menentukan pilihan sebesar 19,0 persen.

Baca juga: Usai Hadiri Rakorda Pilkada Jatim, Megawati Hanya Lempar Senyum

Di wilayah Madura, elektabilitas pasangan Khofifah-Emil sebesar 66,7 persen, Risma-Gus Hans sebesar 9,7 persen, dan Luluk-Lukman 8,3 persen. Pemilih yang belum menentukan pilihan sebesar 15,3 persen.

"Jadi kelihatan memang basis Bu Risma-Gus Hans itu memang di wilayah Arek. Begitu kompetitifnya. Sementara di tiga klaster yang lain, Bu Khoffiah jauh melampaui dari dua pasangan calon yang lain," kata Peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu, Jumat (15/11/2024).

Yohan mengatakan, elektabilitas Khofifah-Emil dan Risma-Gus Hans cukup kompetitif hanya di wilayah Arek. Sebab, modal sosial Risma berada di wilayah itu, yaitu mantan wali kota Surabaya selama dua periode.

"Jadi kenapa ini kompetitif, karena Bu Risma cukup dikenal di sini sebagai mantan wali kota Surabaya dua periode. Jadi memang klaster Arek ini memang menjadi basisnya bu Risma," kata Yohan.

Di wilayah Mataraman, pasangan Khofifah-Emil unggul jauh dari dua paslon lainnya karena faktor Emil yang merupakan mantan bupati Trenggalek.

"Nah di sini sebenarnya yang bisa mendongkrak Khofifah-Emil itu yang faktor mas Emil karena memang beliau basisnya di Trenggalek, mantan Bupati Trenggalek dan disini kelihatan doinasi pasangan Khofifah-Emil ya jauh di atas Risma-Gus Hans maupun Luluk-Lukman," jelasnya.

Survei Litbang Kompas digelar 2-7 November 2024 dengan metode tatap muka. Survei melibatkan 800 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di Provinsi Jawa Timur.

Tingkat kepercayaan survei 9,5 persen, dengan margin of error penelitian 3,46 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. Survei dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas di bawah PT Kompas Media Nusantara.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau