Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Labfor Polda Jatim Diturunkan untuk Ungkap Pembunuh Nenek Pemilik Kos di Ngawi

Kompas.com, 16 Oktober 2024, 21:50 WIB
Muhlis Al Alawi,
Andi Hartik

Tim Redaksi

NGAWI, KOMPAS.com - Satuan Reserse dan Kriminal Polres Ngawi terus melacak jejak pembunuh Darwati, nenek pemilik kos yang ditemukan tewas mengenaskan di dalam rumahnya di Desa Beran, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, pada Selasa (15/10/2024) lalu.

Tak hanya memeriksa saksi, Polres Ngawi meminta bantuan Tim Labfor Polda Jatim turun ke lokasi kejadian mencari aneka bukti untuk mencari pelaku pembunuhan Nenek Darwati pada Rabu (16/10/2024) sore.

Kasat Reskrim Polres Ngawi, AKP Joshua Piter Krisnawan yang dikonfirmasi di lokasi kejadian menyatakan, keberadaan tim Labfor Polda Jatim mencari bukti-bukti tambahan yang digunakan untuk pembuktian pengungkapan pelaku kasus pembunuhan Nenek Darwati.

“Kami bersama Tim Labfor Polda Jatim melakukan olah TKP lanjutan kasus kekerasan serta perampokan atau pembunuhan terhadap korban (nenek Darwati). Kami lakukan ini untuk mencari bukti-bukti tambahan yang digunakan untuk pembuktian (pengungkapan pelakunya),” kata Joshua.

Baca juga: Nenek Pemilik Kos yang Ditemukan Tewas di Ngawi Diduga Korban Pembunuhan

Pantuan di lokasi nampak lima petugas Labfor Polda Jatim mengecek noda merah hingga bercak darah yang mengarah ke salah satu kamar penghuni kos. Tim Labfor Polda Jatim mengumpulkan barang bukti di ruang tamu tempat jasad korban ditemukan hingga salah satu kamar kos selama kurang lebih 2,5 jam.

Joshua memastikan, Darwati menjadi korban pembunuhan. Pasalnya, hasil otopsi menemukan beberapa tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban yang disinyalir akibat benturan benda tumpul di antaranya luka pada bagian kepala, pelipis hingga bagian mulut.

“Pada tubuh korban ditemukan tanda-tanda kekerasan utamanya di bagian kepala itu terdapat luka. Kemudian ada luka terbuka pada bagian pelipis dan luka pada bagian mulut,” tutur Joshua.

Baca juga: Nenek Pemilik Kos di Ngawi Ditemukan Tewas Mengenaskan, Tangan Diikat

Joshua menuturkan, korban dinyatakan meninggal lantaran adanya penyumbatan pada saluran napas bukan karena kehabisan darah.

Joshua menambahkan, Sat Reskrim Polres Ngawi sudah memeriksa 11 orang sebagai saksi. Sebelas saksi itu berasal dari tetangga hingga penghuni kos.

Informasi yang dihimpun, polisi sejatinya sudah mengantongi identitas terduga pelaku. Satuan Reskrim Polres Ngawi akan segera menyampaikan bila sudah menemukan dan menangkap tersangka pembunuh nenek Darwati.

“Kami secepatnya akan sampaikan semua tentang hasil penyelidikan kami. Tetapi kami terus menghimpun keterangan saksi dan mencari bukti untuk menemukan tersangka kasus ini,” demikian Joshua.

Diberitakan sebelumnya, nenek Darwati (78), perempuan pemilik kos di Desa Beran, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, ditemukan tewas mengenaskan di dalam rumahnya, Selasa (15/10/2024). Saat ditemukan, tangan korban terikat tali dan mulutnya tersumpal kain.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau