SURABAYA, KOMPAS.com - Calon Gubernur Jawa Timur (Cagub Jatim), Tri Rismaharini, menyoroti maraknya kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa.
Menurutnya, penting untuk memberikan pendampingan bagi pelajar yang mengalami masalah kesehatan mental.
Risma mengungkapkan pengalamannya dalam menangani anak-anak dengan gangguan kesehatan mental saat menjabat sebagai Menteri Sosial. Ia menekankan bahwa isu ini tidak bisa dianggap sepele.
Baca juga: Pilkada Jatim 2014, Risma Tak Pikirkan Debat Perdana karena Sudah Khatam
"Jangan dikatakan mental health itu ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) yang parah. Ada yang tingkat rendah dan sedang," kata Risma di Kantor PW Muhammadiyah Jatim, Jumat (4/10/2024).
Meskipun demikian, pasangan Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) dalam Pilkada Jatim ini menyatakan bahwa permasalahan kesehatan mental dapat diatasi dengan bantuan ahli.
"Saya juga enggak tahu kenapa, memang banyak yang kena (kesehatan mental). Tapi mereka tidak tahu sebetulnya itu bisa dirawat psikiater atau psikolog, itu bisa nangani," jelasnya.
"Itu tadi yang aku katakan, sebetulnya itu banyak di masyarakat yang kena (mentalnya). Cuman kadang kita semua denial (menyangkal), seolah baik-baik saja gitu," tambahnya.
Untuk mengatasi masalah ini, Risma berencana untuk mendorong berbagai pihak di lingkungan pendidikan untuk membangun hubungan yang baik.
Ia percaya bahwa dengan adanya komunikasi yang baik antara mahasiswa, murid, dan guru, kasus bunuh diri dapat diminimalisir.
"Karena itu, kalau ada hubungan baik antarmahasiswa, murid dengan guru, maka (bunuh diri) itu akan bisa diminimalisir. Terutama kalau kita sudah ngomong (mental health)," ucapnya.
Risma juga mengungkapkan bahwa konseling kesehatan mental di Indonesia masih dianggap sebagai hal baru oleh banyak orang.
Namun, ia meyakini bahwa tindakan ini dapat membantu mengurangi beban masalah yang dihadapi individu.
"Kalau di luar negeri itu sudah biasa, dia telepon, dia konsultasi, dia (cerita) punya masalah apa begitu. Sehingga dia bisa merilis, atau melepas, melepas masalahnya," tutupnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang