Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkelahian Kakak Adik di Kediri Berakhir Tragis: Dugaan Pengaruh Miras dan Pelaku Kabur

Kompas.com, 30 September 2024, 12:13 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Perkelahian berujung maut terjadi antar kakak dengan adik kandung di Kelurahan Balowerti, Kecamatan Kota, Kediri, Jawa Timur, Sabtu (28/9/2024). 

Menurut polisi, peristiwa tragis ini terjadi sekitar pukul 23.45 Wib. Saat itu warga tiba-tiba melaporkan adanya suara pertengkaran keras yang terdengar dari lokasi kejadian. 

Kasat Reskrim Polres Kediri, Iptu M. Fathur Rozikin, menjelaskan, anggotanya pun segera mendatangi lokasi. 

Baca juga: Sempat Pesta Miras, Kakek di Buleleng Ditemukan Tewas di Sungai

Saat tiba, petugas menemukan korban berinisial DS (34) sudah tergeletak tak bernyawa dengan luka parah di kepala. 

Berdasarkan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), ditemukan pecahan keramik yang diyakini digunakan oleh terduga pelaku, kakak korban, EP (40), untuk menganiaya korban.

"Saat tiba di lokasi, kami menemukan korban berinisial DS dalam kondisi tergeletak dengan luka parah di bagian kepala. Diduga, korban tewas akibat pukulan benda tumpul," ujarnya, dilansir dari Tribunnews.com, Minggu (29/9/2024).

Baca juga: Tekan Kriminalitas Geng Motor, 4 Pengedar Miras Ilegal di Tasikmalaya Ditangkap

Barang bukti

Jenazah DD langsung dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Kediri untuk dilakukan otopsi. 

Dari hasil sementara di TKP, luka pada kepala DD diyakini disebabkan oleh pukulan benda keras yang mengakibatkan cedera fatal.

Baca juga: Kronologi Abang Bunuh Adik di Kediri, Berawal dari Miras dan Wanita Bermotor

Hal itu diperkuat dengan ditemukan barang bukti di lokasi kejadian berupa pecahan keramik. 

"Kami juga sudah amankan keramik tersebut sebagai barang bukti untuk penyelidikan lebih lanjut," katanya. 

Pemicu perkelahian 

Kakak beradik dan seorang saksi awalnya pesta miras lalu duduk santai di gang dekat rumah orangtuanya.

Lalu Mmenjelang tengah malam, obrolan mereka buyar karena DS terlibat cekcok dengan seorang perempuan tetangganya yang baru pulang kerja naik motor.

Saat itu Dadang marah karena merasa terganggu sorot lampu motor tersebut. EP yang mengetahui hal itu berupaya melerainya.

EP pun meminta tetangganya tersebut untuk masuk rumah agar cekcok segera usai. Tetangganya tersebut mengikuti arahan itu.

Namun, rupanya Dadang tidak terima dengan apa yang dilakukan EP. Cekcok sengit antar keduanya pun tak terelakkan.

Halaman:


Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau