Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilik Kedai STMJ Surabaya Wafat Saat Haji Furoda, Sempat Terpisah dari Suami dan Hilang

Kompas.com, 24 Juli 2024, 15:58 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pemilik kedai STMJ terkenal di Surabaya, Jawa Timur Nunuk Widayanti (53) atau yang akrab disapa Bu Nunuk wafat ketika menjalankan ibadah haji furoda, pada 16 Juni 2024.

Bu Nunuk sempat dilaporkan hilang beberapa hari sampai keluarga mendapatkan kabar bahwa dia telah meninggal dunia.

Baca juga: Perlu Terobosan Fiqhi Haji yang Berani

Sempat terpisah

Menantu Nunuk, Siska Ayu bercerita dirinya mendapatkan kabar buruk dari ayah mertuanya Budi Santoso (55), Minggu (16/6/2024). Bu Nunuk dikabarkan terpisah dengan suaminya saat lempar jumrah.

Untuk diketahui, Nunuk bersama suaminya berangkat menunaikan haji tidak melalui Kementerian Agama (Kemenag). Namun, mereka ikut dalam rombongan travel yang berkantor di Sidoarjo.

"Kata ayah, (Bu Nunuk) sudah dehidrasi parah, sudah enggak stabil, ngomong ngaco. Mama lempar jumroh bilang enggak kuat ngajak ayah mundur," kata Siska, saat ditemui di kedai Bu Nunuk di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (24/7/2024).

Namun saat itu ayah mertuanya meminta Bu Nunuk bertahan menyelesaikan lempar jumrah.

"Setelah lempar jumrah ibu ditoleh sudah enggak ada di sebelahnya. Entah jatuh pingsan, ayah noleh mau dikejar enggak bisa karena melawan arus," jelas dia.

Baca juga: 60 Jemaah Haji Indonesia Masih Dirawat di Arab Saudi, Belum Bisa Dipulangkan

Setelah menyelesaikan lempar jumrah, ayah mertuanya menelepon Bu Nunuk. Namun saat itu ponsel sang istri tidak aktif.

"Lalu telepon travel kalau mama kondisi enggak baik-baik saja," jelasnya.

Kemudian, lanjut dia, pihak travel mengaku langsung mencari keberadaan Bu Nunuk yang tiba-tiba menghilang. Akan tetapi, pencarian mereka tidak langsung mendapatkan hasil memuaskan.

"Ayah kontak kita sekitar pukul 02.00 WIB, dini hari, di sini (Surabaya) Senin (17/6/2024), mengabari kalau mama hilang. Kondisi kita panik, masih berpikir positif banyak orang Indonesia pasti bisa tanya," ujarnya.

Baca juga: Pengusaha Tembakau Haji Her Kaget Namanya Terdaftar dalam Penerima Bantuan di Pamekasan

Kabar meninggal

Selanjutnya, Siska menghubungi sejumlah keluarga yang ada di Arab Saudi. Mereka bekerja di kedutaan, Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI), dan tengah menunaikan haji namun beda rombongan.

"Hari Selasa (18/6/2024), dapat kabar mama sudah meninggal, ayah juga telepon kalau sudah meninggal. Beberapa menit kabarnya itu tidak benar, mama enggak pakai perhiasan tapi di jenazah ada gelang," ucapnya.

Selain itu, pihak travel juga terus meyakinkan suami Nunuk bahwa Bu Nunuk kemungkinan masih hidup. 

Tak hanya itu, suami Nunuk juga belum menemukan data istrinya di rumah sakit setempat, Rabu (19/6/2024). Akhirnya, pencarian keberadaan pemilik kedai STMJ tersebut dilanjutkan.

Halaman:


Terkini Lainnya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau