SURABAYA, KOMPAS.com - Pihak Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur, membenarkan telah mencopot Prof. Budi Santoso dari jabatannya sebagai Dekan Fakultas Kedokteran (FK). Namun, mereka tidak menjelaskan alasan pencopotan itu.
"Kami Humas Universitas Airlangga menyatakan bahwa pemberitaan (pemberhentian Budi) tersebut benar adanya," kata Kepala Pusat Komunikasi dan Informasi Publik Unair, Martha Kurnia, saat dikonfirmasi melalui pesan, Kamis (4/7/2024).
Martha tidak menjelaskan secara rinci alasan pencopotan Budi yang dilakukan pada Rabu (3/7/2024) kemarin. Dia hanya menyebut, pemberhentian itu merupakan kebijakan internal pimpinan Unair.
"Alasan atau pertimbangan pimpinan Unair terkait pemberhentian ini adalah merupakan kebijakan internal untuk menerapkan tata kelola yang lebih baik, guna penguatan kelembagaan khususnya di lingkungan FK Unair," jelasnya.
Baca juga: Dekan FK Unair Dicopot Usai Tolak Rencana Menkes Datangkan Dokter Asing
Lebih lanjut, Unair mengucapkan terima kasih kepada dokter spesialis ahli di bidang ginekologi dan onkologi tersebut. Sebab, Budi dianggap sudah memberikan pengabdian selama menjabat.
"Kami menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Prof Dr dr Budi Santoso SpOG(K) atas semua pengabdian dan jasa-jasanya selama memangku jabatan (Dekan FK Unair) tersebut," ucapnya.
Baca juga: Cerita Naila, Usia 16 Tahun Lolos di Unair dengan Skor UTBK 676
"Semoga Unair khususnya FK Unair, terus menjadi Fakultas Kedokteran yang mampu memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara Indonesia," tutupnya.
Kabar pencopotan Budi sebagai Dekan FK Unair awalnya tersebar melalui pesan di grub WhatsApp yang berisi mengenai informasi pemberhentian dan permintaan maaf.
Mengenai hal tersebut, Budi membenarkan terkait pesan yang beredar itu dikirimkan olehnya. Sebab, dia telah menerima surat keputusan (SK) pencopotan sebagai Dekan FK Unair.
Budi mengungkapkan, pihak rektorat telah memberikan informasi pencopotanya sejak pukul 10.00 WIB. Akan tetapi, dia baru menerima SK terkait hal tersebut sekitar pukul 15.00 WIB.
"Iya, (pesan) itu kan grupnya dekan ya, ada grupnya dosen-dosen. Saya pamitan karena SK-nya saya terima tadi, sekitar pukul 15.00 WIB," kata Budi saat dihubungi melalui telepon, Rabu (3/7/2024).
Lebih lanjut, Budi sempat dipanggil oleh Rektor Unair, Prof. Nasih, Senin (1/7/2024) kemarin. Dia diminta untuk menjelaskan mengenai pernyataanya yang menolak adanya dokter asing.
"Prosesnya (pencopotan), saya Senin dipanggil terkait dengan statement tidak setuju dengan dokter asing. Terus akhirnya hari Rabu keluar SK-nya," jelasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang