KOMPAS.com - Rektor Universitas Airlangga (Unair), Prof Mohammad Nasih, bertemu dengan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Pertemuan tersebut ditengarai membahas masalah uang kuliah tunggal (UKT).
Beredar foto menampilkan sejumlah orang berdiri di sebuah ruangan yang didominasi warna coklat.
Tampak, Rektor Unair tersebut dan Presiden serta Wakil Presiden terpilih, Prabowo-Gibran, ada di sana.
Baca juga: UKT dan IPI Tak Jadi Naik, UNS Hitung Potensi Penurunan Pendapatan
Nasih mengatakan, pertemuan yang berlangsung di rumah Prabowo, Hambalang, Bogor, Jawa Barat (Jabar) tersebut, hanya untuk berdikusi perihal dunia perkuliahan.
"(Foto) itu ada diskusi, ingin menyampaikan berapa hal, setelah diskusi, foto, pertemuan akhir minggu lalu. Ada ide yang menarik dan perlu ditindaklanjuti," kata Nasih di Unair Kampus C, Selasa (11/6/2024).
Nasih mengungkapkan, salah satu hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah, upaya menurunkan UKT.
Memang, masalah kenaikan UKT sempat ramai jadi perbincangan. Masyarakat menolak kebijakan tersebut.
Baca juga: Rektor UGM Temui Mahasiswa yang Kemah di Balairung, Protes UKT dan Uang Pangkal
"Intinya bagaimana sekolah lebih murah dan UKT bisa diturukan, bagaimana kita memberi masukan-masukan. Isu menarik sekarang UKT dan lain-lain," jelasnya.
Selain itu, mereka juga membahas cara mengelola dana pendidikan agar bisa maksimal. Hal tersebut akan berdampak pada biaya yang dikeluarkan masyakat untuk kuliah.
"Dalam diskusi itu muncul beberapa gagasan, (seperti) bagaimana pengelolaan dana pendidikan lebih efisien dan efektif sehingga kesan pendidikan tinggi mahal bisa diatasi," ujarnya.
Nasih menyebut, tidak ada pembahasan politik antara dirinya dengan Prabowo dan Gibran. Dia mengaku hanya fokus pada diskusi mengenai masalah perkuliahan sekarang.
Baca juga: Ikut Arahan Pusat, ITB Batal Naikan UKT 2024
Oleh karena itu, Nasih berharap pasangan presiden dan wakil presiden periode 2024-2029 tersebut menyadari pentingnya pendidikan untuk membangun masyarakat.
"Saya mohon kepada presiden terpilih, menganggap pendidikan itu segalanya. Ekonomi kalau enggak ada pendidikan enggak bisa maju, hukum kalau pendidikan enggak bagus, tidak bisa baik," jelasnya.
"Pesan kami dan para rektor, ingin agar presiden mempunyai fokus dan perhatian luar biasa kepada dunia pendidikan dan atau peningkatan pendidikan di Indonesia. Itu yang kami sampaikan pada pertemuan," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.