SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tertarik membangun transportasi massal autonomous rapid transit (ART) pada tahun 2025. Hal tersebut meniru konsep yang digunakan di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengungkapkan dirinya mendapat ide membangun ART tersebut dari Presiden Joko Widodo, saat menghadiri Rakernas Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) di Balikpapan pada Selasa (4/6/2024).
Baca juga: Jokowi Minta Pemda Bangun Transportasi Publik ART, Jauh Lebih Murah dari MRT
"Disampaikan Pak Presiden, pembangunan MRT dan LRT, siapa yang kuat?, tidak ada kepala daerah yang mampu mengerjakan," kata Eri di Jalan Jimerto, Surabaya, Jumat (7/6/2024).
Eri mengaku Surabaya tidak sanggup membuat MRT dan LRT, karena keterbatasan lahan. Selain itu, dana APBD milik pemerintah daerah juga tidak bisa menutupi biaya pembangunan.
"MRT itu satu kilonya (menghabiskan dana) Rp 2,3 triliun, kalau APBD Surabaya satu kilometer saja habis. Kalau LRT itu ketemunnya itu Rp 800 miliar per satu kilometer," jelas dia.
Baca juga: Pemkot Surabaya Temukan Sapi Bekas Terjangkit LSD tapi Sudah Aman Dijual
Politikus PDI Perjuangan (PDI-P) tersebut mengaku mendapatkan informasi, ART tengah dibangun di IKN. Selain itu, biaya pembangunan trasportasi publik itu tidak sama mahalnya dengan MRT dan LRT.
"Ternyata ada ART, seperti MRT tapi dia pakai magnet, harganya Rp 500 miliar sampai Rp 600 miliar, per 7 kilometernya. Saya langsug sampaikan ke Kemenhub, di 2025 bagaimana kita akan lakukan," ujarnya.
"Jadi (ART) ini akan diterapkan di IKN, semoga Surabaya kedua. Kita sudah hubungin Pak Menhub minta konsep beliau, semoga di 2025 atau 2026 sudah jalan," tambahnya.
Eri mengungkapkan, ART tersebut hanya untuk transportasi di dalam Kota Surabaya saja. Selanjutnya, dirinya berharap Kemenhub tetap membangun LRT untuk kendaraan umum antar kota.
"Karna LRT yang menghubungkan wilayah Surabaya, Sidoarjo dan Gresik itu operasionalnya di tahun 2027. Berati (kalau membangun ART) harus jadi sebelum itu," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.