Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Ekstrem, Pendakian Gunung Arjuno-Welirang Ditutup hingga 18 Maret

Kompas.com - 15/03/2024, 07:27 WIB
Imron Hakiki,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - UPT Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo mengeluarkan kebijakan penutupan obyek wisata alam sekaligus pendakian menuju Gunung Arjuno-Welirang sejak Rabu (13/3/2024).

Surat edaran yang dikeluarkan UPT Tahura Raden Soerjo bernomor 500.4.6.10/294/123.7.2/2024 itu disebutkan penutupan itu dilakukan seiring adanya cuaca ekstrem yang terjadi beberapa waktu terakhir.

"Berdasarakan press release kewaspadaan cuaca ekstrem di Jawa Timur pada 12-18 Maret 2024 yang diterbitkan oleh Stasiun Meteorologi Kelas 1 Juanda Sidoarjo yang menerangkan kewaspadaan potensi cuaca ekstrem di berbagai wilayah Jawa Timur yang dapat mengakibatkan terjadinya bencana hidrometereologi," demikian surat edaran yang ditandatangani Kepala UPT Tahura Raden Soerjo, Ahmad Wahyudi.

Baca juga: Gunung Arjuno-Welirang Kembali Terbakar

Penutupan itu akan berlangsung sampai tanggal 18 Maret 2024, meliputi kegiatan objek wisata hingga pendakian gunung di kawasan Tahura Raden Soerjo.

"Sementara ini, di area Tahura Raden Soerjo memang terjadi hujan cukup lebat disertai angin," kata Kasi Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat UPT Tahura Raden Soerjo Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, Ajat Sudrajat dihubungi Kompas.com melalui pesan singkat, Kamis.

Baca juga: Kebakaran Gunung Arjuno Padam, Jalur Pendakian Masih Tutup, Wisata Air Panas Dibuka

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Jawa Timur (Jatim) memprediksi cuaca ekstrem yang berpotensi mengakibatkan bencana hidrometeorologi akan terjadi hingga pekan depan.

"Untuk itu, masyarakat diimbau untuk waspada terhadap cuaca ekstrem, seperti angin kencang, tanah longsor dan banjir," ungkap Staf Analis BMKG Stasiun Meteorologi Jatim Firda Amalia Maslahah melalui pesan singkat, Kamis (14/3/2024).

Firda menyebut, cuaca ekstrem saat ini terjadi akibat adanya fenomena atmosfer yang disebut dengan Madden Julian Oscillation (MJO) yang menyebabkan peningkatan potensi hujan di wilayah Jawa Timur, termasuk Kabupaten Malang.

MJO adalah gelombang atau osilasi non-seasonal yang terjadi di lapisan troposfer yang bergerak dari barat ke timur dengan periode osilasi antara 30-60 hari.

"Fenomena ini sangat berdampak terhadap anomali curah hujan di wilayah yang dilaluinya," jelasnya.

Saat ini, BMKG juga sedang memantau adanya bibit siklon di Samudera Hindia yang menyebabkan terjadinya cuaca ekstrem berupa gelombang tinggi, hujan disertai petir, maupun hujan disertai angin kencang.

Bibit siklon adalah kumpulan embusan awan dari berbagai daerah di area garis khatulistiwa. Awan tersebut berputar dengan cepat. Sehingga berisiko badai.

"Saat ini kecepatan angin mencapai sekitar 30 meter per jam. Maka dari itu kawasan yang perlu diwaspada yakni daerah pegunungan atau perbukitan. Sebab, ketika terjadi hujan lebat dengan durasi cukup lama, dapat berdampak bencana alam," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PPP Beri Rekomendasi Maju Pilkada Jatim 2024 untuk Khofifah-Emil

PPP Beri Rekomendasi Maju Pilkada Jatim 2024 untuk Khofifah-Emil

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Surabaya
Sejarah Kerajaan Singasari: Silsilah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Sejarah Kerajaan Singasari: Silsilah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas Sejauh 3 Kilometer

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas Sejauh 3 Kilometer

Surabaya
Bayi Laki-laki Ditemukan di Teras Rumah Warga, Banyak Rumput Menempel di Tubuhnya

Bayi Laki-laki Ditemukan di Teras Rumah Warga, Banyak Rumput Menempel di Tubuhnya

Surabaya
Kisah Nenek Penjual Bunga Tabur di Lumajang Menabung Belasan Tahun demi Naik Haji

Kisah Nenek Penjual Bunga Tabur di Lumajang Menabung Belasan Tahun demi Naik Haji

Surabaya
Gunung Semeru Meletus 7 Kali Sabtu Pagi

Gunung Semeru Meletus 7 Kali Sabtu Pagi

Surabaya
Pria di Probolinggo Perkosa Sepupu Istri, Dibawa ke Hotel 3 Hari

Pria di Probolinggo Perkosa Sepupu Istri, Dibawa ke Hotel 3 Hari

Surabaya
Cerita Perempuan di Surabaya 10 Tahun Diteror Foto Mesum oleh Teman SMP

Cerita Perempuan di Surabaya 10 Tahun Diteror Foto Mesum oleh Teman SMP

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Surabaya
Petaka Ledakan Balon Udara di Ponorogo, Tewaskan Siswa yang Akan Lulus

Petaka Ledakan Balon Udara di Ponorogo, Tewaskan Siswa yang Akan Lulus

Surabaya
Truk Ekspedisi Terperosok ke Sungai di Blitar, 4 Orang Luka-luka

Truk Ekspedisi Terperosok ke Sungai di Blitar, 4 Orang Luka-luka

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com