Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Firasat Buruk Ibu Korban Kecelakaan Bus Rombongan Hanura, Mimpi Rumah Ramai

Kompas.com - 06/02/2024, 06:14 WIB
Hamzah Arfah,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tiga orang meninggal dunia dalam peristiwa kecelakaan tunggal bus yang ditumpangi anggota Partai Hanura di ruas Jalan Tol Solo-Ngawi, tepatnya di KM 554.600A, Minggu (4/2/2024).

Aditya Sapulete (38), warga Cungkup, Kecamatan Pucuk, Lamongan, Jawa Timur, merupakan satu di antara tiga korban tersebut.

Ibu korban, Sekar (68), mengaku sudah mendapat firasat kurang bagus menjelang keberangkatan anaknya menuju acara di Jakarta.

Ternyata kekhawatiran sang ibu menjadi kenyataan. Aditya, yang tidak memberitahu akan menghadiri acara di Jakarta, pulang tanpa nyawa.

Baca juga: Kesaksian Penumpang Bus Rombongan Hanura yang Alami Kecelakaan di Tol Ngawi: Bodi Bus Terseret

"Sempat mimpi rumah ini banyak orang, cuma ramainya kenapa tidak tahu. Hanya kelihatan ramai saja, sedangkan Aditya tidak kelihatan," ujar Sekar kepada awak media saat ditemui, Senin (5/2/2024).

Namun betapa kagetnya Sekar saat diberitahu kepala desa setempat bahwa Aditya menjadi salah seorang yang meninggal dunia dalam kecelakaan pada Minggu (4/2/2024) pagi tersebut.

Rupanya, keramaian di rumah dalam mimpinya dua malam sebelum kejadian itu pertanda berpulangnya anak ketiga dari empat bersaudara tersebut.

"Gak (minta izin), kan dia tinggal di Surabaya. Malah tahunya (berangkat) itu dari pacarnya yang menelepon, bahwa Aditya berangkat ada acara di Jakarta," kata Sekar.

Suminto (64), ayah tiri korban menambahkan, kendati bekerja di luar kota, selama ini Aditya memang rajin memberi kabar atau pulang ke Lamongan untuk menjenguk orangtua.

Namun saat keberangkatan menuju acara di Jakarta, Aditya tidak memberitahu maupun memberikan kabar kepada keluarga.

Baca juga: Penumpang Bus Rombongan Hanura: Kendaraan Terguling, Penumpang Teriak Allahu Akbar

"Biasanya itu ya sering ngomong, akan ke mana, sama siapa. Sebab dia juga sering bantu-bantu nyetir (mengemudi), diajak orang keluar kota, nanti diberi upah sekian rupiah. Tapi kemarin gak ngomong," tutur Suminto.

Menurut Suminto, Adiyta sudah merantau di Surabaya sejak 2019 dan bekerja sebagai tenaga keamanan (sekuriti).

Sejak saat itu, Aditya bolak-balik Surabaya-Lamongan. Selain untuk melihat keadaan orangtua juga bertemu dengan anggota dan rekan sekampung yang tergabung dalam pencak silat Setia Hati (SH) Trate.

"Kalau pulang ya lihat ibu kandungnya, kan sudah tua dan punya riwayat penyakit jantung juga. Setelah itu ya ngumpul sama anak-anak SH Trate di kampung ini, ngobrol, tukar pikiran," tutur Suminto.

Langsung dimakamkan

Pengakuan Suminto, pihak keluarga mendapat kabar mengenai kecelakaan yang dialami Aditya dari kepala desa setempat pada Minggu pagi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Surabaya
Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Surabaya
Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Surabaya
Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Surabaya
Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Surabaya
Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Surabaya
Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Surabaya
Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Surabaya
Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Surabaya
Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Surabaya
Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Surabaya
Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com