Salin Artikel

Firasat Buruk Ibu Korban Kecelakaan Bus Rombongan Hanura, Mimpi Rumah Ramai

Aditya Sapulete (38), warga Cungkup, Kecamatan Pucuk, Lamongan, Jawa Timur, merupakan satu di antara tiga korban tersebut.

Ibu korban, Sekar (68), mengaku sudah mendapat firasat kurang bagus menjelang keberangkatan anaknya menuju acara di Jakarta.

Ternyata kekhawatiran sang ibu menjadi kenyataan. Aditya, yang tidak memberitahu akan menghadiri acara di Jakarta, pulang tanpa nyawa.

"Sempat mimpi rumah ini banyak orang, cuma ramainya kenapa tidak tahu. Hanya kelihatan ramai saja, sedangkan Aditya tidak kelihatan," ujar Sekar kepada awak media saat ditemui, Senin (5/2/2024).

Namun betapa kagetnya Sekar saat diberitahu kepala desa setempat bahwa Aditya menjadi salah seorang yang meninggal dunia dalam kecelakaan pada Minggu (4/2/2024) pagi tersebut.

Rupanya, keramaian di rumah dalam mimpinya dua malam sebelum kejadian itu pertanda berpulangnya anak ketiga dari empat bersaudara tersebut.

"Gak (minta izin), kan dia tinggal di Surabaya. Malah tahunya (berangkat) itu dari pacarnya yang menelepon, bahwa Aditya berangkat ada acara di Jakarta," kata Sekar.

Suminto (64), ayah tiri korban menambahkan, kendati bekerja di luar kota, selama ini Aditya memang rajin memberi kabar atau pulang ke Lamongan untuk menjenguk orangtua.

Namun saat keberangkatan menuju acara di Jakarta, Aditya tidak memberitahu maupun memberikan kabar kepada keluarga.

"Biasanya itu ya sering ngomong, akan ke mana, sama siapa. Sebab dia juga sering bantu-bantu nyetir (mengemudi), diajak orang keluar kota, nanti diberi upah sekian rupiah. Tapi kemarin gak ngomong," tutur Suminto.

Menurut Suminto, Adiyta sudah merantau di Surabaya sejak 2019 dan bekerja sebagai tenaga keamanan (sekuriti).

Sejak saat itu, Aditya bolak-balik Surabaya-Lamongan. Selain untuk melihat keadaan orangtua juga bertemu dengan anggota dan rekan sekampung yang tergabung dalam pencak silat Setia Hati (SH) Trate.

"Kalau pulang ya lihat ibu kandungnya, kan sudah tua dan punya riwayat penyakit jantung juga. Setelah itu ya ngumpul sama anak-anak SH Trate di kampung ini, ngobrol, tukar pikiran," tutur Suminto.

Langsung dimakamkan

Pengakuan Suminto, pihak keluarga mendapat kabar mengenai kecelakaan yang dialami Aditya dari kepala desa setempat pada Minggu pagi.

Saat itu dirinya langsung mencoba menenangkan Sekar, ibu kandung Aditya. Sebab, Sekar memiliki riwayat penyakit jantung.

"Minggu pagi itu kami sudah diberitahu Pak Kades (kepala desa), bahwa Adit meninggal dalam kecelakaan bus di Jalan Tol Solo-Ngawi."

"Pertama ya saya tenangkan ibunya dulu, sebab saya khawatir juga, kan ibunya punya riwayat jantung," kata Suminto.

Setelah menenangkan kondisi Sekar, Suminto kemudian mempersiapkan penyambutan jenazah anak tirinya tersebut di rumah duka karena pada hari yang sama langsung dimakamkan.

"Datang Minggu sore, kemudian tidak lama di rumah langsung dimakamkan dan sebelum waktu maghrib sudah selesai (prosesi pemakaman)," ucap Suminto.

Baik Suminto maupun Sekar sudah menerima apa yang menimpa anaknya tersebut sebagai musibah.

Meski demikian, Sekar dan Suminto kadang masih terlihat menangis, kemungkinan teringat sosok anaknya semasa hidup.

Sementara itu di depan rumah duka, tampak terlihat beberapa karangan bunga sebagai bentuk turut berduka cita atas tragedi yang menimpa Aditya.

Mulai dari Partai Hanura, PDI Perjuangan, perwakilan SH Trate dan beberapa lainnya.

"Kalau tamu sudah banyak yang datang untuk bertakziah, kemarin saja sampai jam 10.00 (22.00 WIB). Sedang yang karangan bunga itu monggo bisa dilihat, ada macam-macam. Kemarin itu dipasang ada yang sampai setengah tiga (02.30 WIB, Senin dinihari)," kata Suminto.

Seperti diberitakan sebelumnya, Bus Efa Transjaya bernomor polisi W 7401 UO yang ditumpangi rombongan anggota Partai Hanura mengalami kecelakaan tunggal di ruas Jalan Tol Solo-Ngawi, tepatnya di KM 554.600A, Minggu (4/2/2024).

Bus tersebut membawa para anggota Partai Hanura yang pulang dari mengikuti kegiatan partai di Jakarta menuju Surabaya.

Tiga orang meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut, yakni Hadi Umar F (21) asal Mojo Lebak, Mojokerto dan sopir bus atas nama Catur Pancoro (47) asal Tulangan, Sidoarjo.

Selain itu, ada beberapa korban yang mengalami luka termasuk lima orang yang kini masih dirawat.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/02/06/061440678/firasat-buruk-ibu-korban-kecelakaan-bus-rombongan-hanura-mimpi-rumah-ramai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke