Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Politik UB Soroti Cara Anies, Prabowo, dan Ganjar Sampaikan Gagasan Saat Debat Capres

Kompas.com, 13 Desember 2023, 13:51 WIB
Nugraha Perdana,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Pakar politik Universitas Brawijaya (UB) Abdul Aziz menyoroti cara para calon presiden (Capres) menyampaikan gagasannya dalam debat pertama pada Selasa (12/12/2023) malam.

Dia mengatakan, dari sisi interaksi, debat capres kali ini lebih menarik dibandingkan pada 2019 atau 2014 lalu.

"Dari sisi komunikasi interaksi antar kandidat saya kira lebih menarik, itu kesan umum menurut saya," kata Aziz pada Rabu (13/12/2023).

Baca juga: Nobar Debat Capres di Jombang, Pendukung Prabowo Optimistis Dukungan Bertambah

Dosen Departemen Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya (UB) itu menilai, bahwa sosok Anies Baswedan memiliki banyak gagasan.

"Kalau dilihat, dari sisi kekayaan gagasan dan kemampuan untuk mengimprovisasi penjelasan terhadap masalah-masalah saya kira itu ada di Pak Anies, cukup kaya dengan apa yang dikemukakan dan beberapa juga hal baru dan tegas," katanya.

Baca juga: Gibran Berdiri dan Bakar Semangat Pendukung Saat Debat, TKN: Bukan Kepancing Emosi, Itu Antusias

Dia menilai, Prabowo terlihat terbawa emosi.

"Pak Prabowo sebetulnya ada gagasan-gagasannya, tetapi seringkali model lama, isu-isu lama yang kurang di-update, dan sayangnya beberapa isu yang sebetulnya menarik dari beliau misal pemberantasan korupsi tetapi itu tenggelam dengan getar emosi yang terlalu tinggi, menurut saya, sehingga isu yang seharusnya kelihatan menjadi tenggelam," katanya.

Baca juga: Debat Capres Sengit, KPU: Pertanyaan Orisinil, Tidak Di-setting, Jawabannya Lugas

Kemudian, sosok Ganjar Pranowo dinilai komunikatif, namun gagasan yang dimiliki terlampau umum.

"Pak Ganjar itu saya kira lancar juga bicaranya, tetapi terlampau umum, kurang mendasar yang dikemukakan, tetapi komunikatifnya iya, artinya kalau dilihat dari sisi komunikasi politik saya kira ada Pak Anies dan Pak Ganjar," katanya.

Aziz juga memberi sejumlah catatan pada debat capres pertama. Seperti durasi waktu masing-masing capres yang seharusnya dapat ditambah.

"Waktu bisa ditambah, mungkin tidak hanya 1 atau 2 menit, tetapi juga bisa 5 menit, penyampaian visi dan misi bisa 10 menit dan seterusnya, lalu ada sesi tersendiri khusus panelis, saya kira sampai tengah malam tidak apa-apa, misal mulai jam 7-10 malam, itu menarik ditonton," katanya.

Baca juga: Analisa Public Speaking Debat Capres Pertama

Selain itu, menurutnya tema isu-isu dalam debat tadi malam juga masih meluas.

"Tidak perlu semua isu diangkat, tetapi isu-isu tertentu yang paling urgent, populer, dan menjadi paling tuntutan atau kerisauan banyak warga, diambil sebagian saja, tadi malam luas, pemerintahan, hukum, HAM, pelayanan publik, terlalu banyak tema," katanya.

Aziz juga mendukung adanya debat-debat selanjutnya. Menurutnya dengan begitu, masyarakat dapat menentukan pilihan pemimpin bangsa dengan pertimbangan yang matang.

"Dengan semakin banyak debat akan membantu kita untuk memahami lebih banyak sosok dan tawaran pemikiran, tawaran gagasan dari para kandidat itu. Lewat debat itu perlu sangat tahu tentang kandidat-kandidat kita, sehingga istilahnya tidak terlalu buta huruf. Paling tidak sebagian dari kemampuan mereka, bisa kita saksikan, jadi itu bisa menjadi mendasar untuk orang menentukan pilihannya," jelasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau