KOMPAS.com - M (15), pelajar SMP di Kota Surabaya, Jawa Timur tewas saat tawuran antar kelompok pada Sabtu (9/12/2023).
M menghembuskan napas terakhirnya di atas becak dalam kondisi luka senjata tajam saat akan dibawa ke rumah sakit.
Kepergian anak keempat dari lima bersaudara itu meninggalkan duka bagi sang ibu, RM (48).
RM bercerita pada Jumat (8/12/2023) malam, anaknya mendadak minta izin kepada dirinya untuk menyimpan sebungkus mi instan di dalam kulkas.
Kala itu anaknya mengatakan mi tersebut akan dimasak dan dimakan sepulang ia bermain.
Baca juga: Anaknya Tewas Saat Tawuran, Sang Ibu Sebut Korban Ikut Berlari karena Buat Konten lalu Terpeleset
Selain itu sehari sebelum kejadian, anaknya sempat menceritakan wali kelasnya yang memberikan uang Rp 68.000 untuk melunasi uang kas rutin.
M sempat mengatakan ingin membalas kebaikan sang wali kelas di kemudian hari.
"Lalu saya pesan ke M untuk menurut kepada saya. Sekolah terus sampai pintar. Kalau sudah kerja jangan lupakan (kebaikan) Bu Pram, kalau ketemu, salim, sapa," ungkapnya.
RM tak menampik perekonomian keluarganya pas-pasan. Sang suami tak lagi bekerja hingga kesulitan untuk membayar uang kas rutin di kelas M.
"Kondisi kami ya begini. Ayahnya juga enggak kerja. Dia mandiri juga. Intinya Bu Pram mau menolong M," katanya.
Baca juga: Siswa SMP di Surabaya Tewas Saat Tawuran, Korban Sempat Ditolong Tukang Becak Dibawa ke Rumah Sakit
Walaupun kondisinya kekurangan, menurut RM, anaknya tak pernah mengeluh. Bahkan anaknya sempat mengatakan akan mencari SMA yang murah sehingga tak memberatkan perekonomian keluarga.
"Sempat saya tanya mau masuk SMA mana. Dia jawab 'terserah mama, yang penting kalau bisa yang enggak bayar.' Saya juga nanti akan memintakan surat MBR ke kelurahan," jelas dia.
Selain itu, sebelum pamit untuk keluar rumah, M sempat bermain dengan adik bungsunya yang berusia tiga tahun.
Bahkan malam itu si bungsu sempat memijati punggung sang kakak. Momen itu menjadi momen terakhir sang adik bersama kakaknya.
"Jadi omongannya itu, berbeda, dan gak biasanya. Bahkan biasanya saya curhatin, 'kamu kelas 3, jangan sering keluar, cuma hari Sabtu buat keluar, jangan malam-malam, ibu gak mau kamu keluar malam, karena malam banyak orang jahat-jahat gangster,'" terangnya.
Baca juga: Tawuran Remaja di Surabaya, Satu Pelajar SMP Tewas