MALANG, KOMPAS.com - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Kota Pasuruan, Jawa Timur, protes karena kantornya tiba-tiba didatangi oleh beberapa anggota kepolisian dari Kepolisian Resor Pasuruan Kota pada Kamis (2/11/2023).
Sekretaris DPC PDI-P Kota Pasuruan, Teddy Armanto mengatakan, ada empat anggota kepolisian yang datang ke kantornya saat itu. Pihaknya menyebut kedatangan anggota kepolisian itu tanpa izin.
"Kami menyayangkan karena anggota kepolisian itu tidak kulo nuwun (izin) saat mendatangi kantor kami," ungkapnya melalui sambungan telepon, Senin (6/11/2023).
Baca juga: Kronologi Mertua Bunuh Menantu yang Sedang Hamil 7 Bulan di Pasuruan
Teddy mengatakan, saat anggota kepolisian itu datang, di kantor DPC PDI-P Kota Pasuruan ada petugas sekretariat dan dirinya.
"Petugas sekretariat kami sempat kaget dan takut saat anggota kepolisian itu datang, karena belum pernah ada sebelumnya," jelasnya.
Baca juga: Kronologi Mertua Bunuh Menantu Hamil 7 Bulan di Pasuruan, Suami Histeris Istri Berlumuran Darah
Anggota kepolisian itu bertanya kepada petugas sekretariat itu, mulai dari alamat asal hingga seputar kegiatan di kantor partai berlambang banteng itu.
"Tidak ada intimidasi atau apa pun. Hanya bertanya seputar nama, alamat dan kegiatan yang ada di kantor kami," terangnya.
"Hanya saja, kami merasa kecewa karena kedatangan mereka tidak kulo nuwun, serta tidak dibekali surat tugas," imbuhnya.
Plt Kasi Humas Polres Pasuruan Kota, Aipda Junaidi mengatakan, kedatangan anggota polisi ke kantor DPC PDI-P Kota Pasuruan dalam rangka operasi Mantap Brata. Operasi itu dilaksanakan untuk mengawal pelaksanaan Pemilu 2024 yang digelar selama 222 hari.
"Tidak hanya di Pasuruan Kota, operasi itu digelar di seluruh Indonesia atas perintah Mabes Polri," ungkapnya melalui sambungan telepon, Senin (6/11/2023).
Dalam kegiata operasi itu, kepolisian memang melakukan patroli ke seluruh kantor partai untuk tujuan pengamanan menjelang pelaksanaan Pemilu 2024.
"Patroli itu kita lakukan ke seluruh kantor partai untuk tujuan pengamanan. Selain di kantor DPC PDI-P Kota Pasuruan, kami juga patroli ke kantor Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kota Pasuruan dan Golkar. Mereka tidak ada masalah dengan kedatangan anggota kami," terangnya.
Terkait dengan tidak adanya surat tugas sebagaimana disebut Teddy Armanto, Junaidi menepis hal itu. Menurutnya, surat tugas itu ada, namun saat itu kemungkinan surat itu dibawa oleh komandan regu.
"Surat tugas sudah kita buat, dan setiap anggota melekat dengan surat itu. Namun kemungkinan saat itu dibawa oleh komandan regunya," terangnya.
Berkaitan dengan tingkat kerawanan dalam Pemilu 2024, Junaidi menegaskan Kota Pasuruan relatif aman. Hanya saja, patroli itu dilakukan untuk menjaga keamanan serta pengayoman.
"Dikhawatirkan tiba-tiba terjadi seperti pada pemilihan kepala desa (Pilkades) lalu, yang tiba-tiba salah satu calon dan panitia pelaksana dilempari bondet. Tentu kami tidak ingin peristiwa itu terulang kembali pada rangkaian Pemilu 2024 ini," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.