Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Api yang Membakar 504 Hektare Lahan di TNBTS Akhirnya Padam

Kompas.com - 15/09/2023, 23:40 WIB
Imron Hakiki,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Selama 10 hari berselang, sejak Rabu (6/9/2023) kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) sudah terkendali total.

Kini tim gabungan tinggal melakukan pembasahan untuk mengantisipasi adanya titik api yang berpotensi memicu kebakaran susulan.

Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar (BB) TNBTS, Septi Eka Wardhani mengatakan, proses pendinginan dilakukan dengan dua metode, yaitu water bombing dan manual oleh tim darat.

"Metode pendinginan hari ini di bantu lewat udara oleh helikopter water bombing, di darat secara manual mengunakan jet shoter," ungkapnya melalui pesan singkat, Jumat (15/9/2023).

Baca juga: Kuasa Hukum Tersangka Kebakaran Bromo Akan Polisikan Petugas TNBTS

Proses pendinginan diikuti oleh tim gabungan dari berbagai relawan, BPBD Kabupaten setempat, masyarakat setempat dan pelaku UMKM kawasan TNBTS.

"Relawan yang terlibat dalam pendinginan sekitar 500 personel. Alhamdulillah semua terlibat," ujarnya.

Sedangkan luasan kebakaran, menurut Septi, diperkirakan memcapai 504 hektare, dengan vegetasi terdampak di antaranya alang-alang, Akasia Dekuren, Cemara hutan, dan kemlandingan hutan.

"Sementara untuk habitat hewan kemungkinan besar tidak terdampak. Mereka berlindung di spot-spot yang tidak terdampak kebakaran. Jadi ketika nantinya pulih mereka bisa kembali lagi," jelasnya.

Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Dirjen KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup, Prof Dr Satyawan Pudyatmoko mengatakan, ada 3 faktor sulitnya kebakaran di kawasan TNBTS, yakni sulitnya akses air, angin kencang, dan keringnya kondisi lahan.

"Bersyukur kemarin, Kamis (14/9/2023) kemarin turun hujan meskipun tidak terlalu lebat. Sehingga cukup membantu dalam proses pendingan pasca-kebakaran," katanya saat mengunjungi kawasan TNTBS, Jumat (15/9/2023).

Ia berharap, ke depan pihak-pihak terkait turut meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisiapasi timbulnya titik api baru.

Salah satunya dengan proses pembakaran pengurangan bahaya (hazard reduction burning). Yakni tindakan sengaja membakar tumpukan semak-semak di hutan untuk tujuan pengelolaan hutan.

"Tapi ini butuh keahlian khusus, sehingga perlu memberikan pelatihan yang bersertifikat, untuk menghindari kebakaran hebat seperti saat ini," tuturnya.

Baca juga: TNBTS Sebut Kebakaran di Bromo gara-gara Flare Prewedding Belum Bisa Dipadamkan

Selain itu, lanjut Satyawan juga perlu meningkatkan kampanye kepada wisatawan agar berhati-hati saat berwisata di TNBTS.

"Sebab, hampir 99 persen kebakaran hutan itu disebabkan ulah manusia. Baik itu wisatawan, petani-petani yang tidak sengaja melakukan tindakan yang menimbulkan kebakaran," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah di Malang Tembus Rp 35.000, Pemkot Jajaki Kerja Sama dengan Probolinggo

Harga Bawang Merah di Malang Tembus Rp 35.000, Pemkot Jajaki Kerja Sama dengan Probolinggo

Surabaya
Libur Panjang Waisak, Daop 9 Jember Tambah Rangkaian Kereta Eksekutif

Libur Panjang Waisak, Daop 9 Jember Tambah Rangkaian Kereta Eksekutif

Surabaya
4 Siswi SD di Sumenep Diduga Dicabuli Guru, Orang Tua Lapor Polisi

4 Siswi SD di Sumenep Diduga Dicabuli Guru, Orang Tua Lapor Polisi

Surabaya
Kesulitan Jalani Profesi dan Pendidikan, Dua Tunarungu Senang Dapat Alat Bantu Dengar dari Polisi

Kesulitan Jalani Profesi dan Pendidikan, Dua Tunarungu Senang Dapat Alat Bantu Dengar dari Polisi

Surabaya
Embarkasi Surabaya Temukan 3 Rice Cooker, Jemaah Haji Beralasan Mau Masak Sendiri

Embarkasi Surabaya Temukan 3 Rice Cooker, Jemaah Haji Beralasan Mau Masak Sendiri

Surabaya
Calon Jemaah Haji Asal Jember Ketahuan Bawa 'Rice Cooker' dan Rokok Berlebih

Calon Jemaah Haji Asal Jember Ketahuan Bawa "Rice Cooker" dan Rokok Berlebih

Surabaya
Terlambat Ditangani, 4 Pasien DBD di Magetan Meninggal Dunia

Terlambat Ditangani, 4 Pasien DBD di Magetan Meninggal Dunia

Surabaya
Bupati Kediri Bantu Adit Bocah Putus Sekolah karena Merawat Orangtua Stroke

Bupati Kediri Bantu Adit Bocah Putus Sekolah karena Merawat Orangtua Stroke

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Gempa Malang Terasa sampai Banyuwangi, Warga Tak Tidur karena Takut Gempa Susulan

Gempa Malang Terasa sampai Banyuwangi, Warga Tak Tidur karena Takut Gempa Susulan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Surabaya
Polisi Madiun Sebut Bentrok Antar-pemuda Terjadi di 3 Lokasi

Polisi Madiun Sebut Bentrok Antar-pemuda Terjadi di 3 Lokasi

Surabaya
2 Anggota DPRD Madiun Mangkir Pemeriksaan dalam Kasus Dugaan Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 M

2 Anggota DPRD Madiun Mangkir Pemeriksaan dalam Kasus Dugaan Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 M

Surabaya
Duduk Perkara Guru di Jombang Jadi Tersangka Usai Mata Kanan Murid Cedera di Sekolah, Tak Ada di Kelas Saat Kejadian

Duduk Perkara Guru di Jombang Jadi Tersangka Usai Mata Kanan Murid Cedera di Sekolah, Tak Ada di Kelas Saat Kejadian

Surabaya
Bawaslu Jatim Sebut Caleg DPD Kondang Kusumaning Ayu Langgar Ketentuan Pencalonan, Ini Penyebabnya

Bawaslu Jatim Sebut Caleg DPD Kondang Kusumaning Ayu Langgar Ketentuan Pencalonan, Ini Penyebabnya

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com