KOMPAS.com - Identitas seorang dokter bernama dr Anggi Yurikno dicatut oleh Susanto yang menyamar menjadi dokter gadungan di Rumah Sakit Prima Husada Cipta (PHC) Surabaya.
Anggi mengaku pertama kali mengetahui datanya dicatut Susanto dari seorang dokter bernama Rika, yang bertugas di RS PHC Surabaya.
"Saya dikabari Ibu Rika bulan Juni 2023, kalau ada orang yang mencatut nama saya," katanya ditemui di Puskesmas Wanasari, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (14/9/2023).
Saat mengetahui hal itu, Anggi kaget lantaran sama sekali tidak tahu bahwa identitasnya sudah dicatut oleh orang lain.
Baca juga: 5 Kasus Dokter Gadungan, Ada yang Lulusan STM dan Tipu Warga hingga Rp 200 Juta
"Kaget, saya enggak kenal sama pelaku, kemudian dia catut nama saya. Semua data saya dicatut, dari ijazah, surat tanda registrasi, semuanya," tutur dia. Dirinya membantah, pernah bekerja di RS PHC.
Anggi menjelaskan, tahun 2019 bekerja di Jakarta, kemudian tahun 2020 baru bekerja di RSU KPBS dan Puskesmas Warnasari.
"Belum pernah saya kerja di sana, sebelumnya di Jakarta terus sekarang di sini di Pangalengan. Kalau di RSU KPBS saya dokter IGD jadi shift. Karena di puskesmas pagi siangnya, malemnya di sana (RSU KPBS)," tuturnya.
Anggi mengaku tak melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwenang. Namun, laporan tersebut dilakukan pihak RS PHC Surabaya.
"Yang melakukan pelaporan pihak RS PHC. Jadi pas dikasih tahu udah di polisi kasusnya," ujarnya.
Ia membenarkan, jika telah memberikan kesaksian di Pengadilan Jawa Timur pada Senin lalu.
"Sudah dipanggil via zoom, secara personal saya rugi lah. Soalnya identitas kita diambil sama orang," bebernya.
Baca juga: IDI Sebut Dokter Gadungan Susanto Pernah Tangani Operasi Sesar dan Salah SOP
Sejauh ini, ia tak mengetahui darimana pelaku bisa mengambil data pribadinya. Hasil kesaksian pelaku saat sidang, pelaku mendapatkan data dirinya dari Facebook.
"Kalau data saya gak terlalu tahu dia dapetnya dari mana. Cuma pas pengakuan dia dapetnya dari Facebook. Apalagi kan sekarang banyak yang jualin data-data gitu kan di Facebook," imbuhnya.
Sebelum namanya dicatut, Anggi mengaku sempat kehilangan telepon genggam miliknya.
Selain itu, ia mengatakan pelaku mencatut data serta dokumen dirinya dan kemudian mengunggahnya untuk syarat bekerja di wilayah Surabaya.