SURABAYA, KOMPAS.com - Siswa SMK Prapanca 2 Surabaya mengalami kesulitan selama proses pembelajaran. Sebab, mereka terpaksa pindah ke Kampus Stikosa AWS usai adanya sengketa antara kepala sekolah lama dan yayasan.
Berdasarkan pantauan, gerbang SMK Prapanca 2 tampak tutup meski sudah memasuki tahun ajaran baru. Suasana sepi menyelimuti sekolah di Jalan Nginden Intan Timur itu.
Di sisi lain, sejumlah siswa berseragam putih biru terlihat berseliweran di kawasan Kampus Stikosa AWS yang letaknya berdekatan dengan gedung SMK Prapanca 2. Tak lama, terdengar suara dari para guru pengajar di lima ruangan gedung tersebut.
Kegiatan belajar mengajar SMK Prapanca 2 berpindah-pindah sejak awal 2023, lalu. Sejak saat itu, beberapa siswa menggunakan gedung SMK Prapanca 1, dan sebagian memanfaatkan kelas Stikosa AWS.
Baca juga: Gedung Sekolah Digembok Eks Kepsek, 97 Siswa SMK Prapanca 2 Surabaya Belajar di Kampus
"Pindah ke sini (Stikosa AWS) sebenarnya terganggu, fasilitasnya enggak ada. Di sini sudah lima bulan, lumayan lama," kata salah satu siswa TR, saat ditemui di kelas, Selasa (22/8/2023).
Belakangan, seluruh siswa dipindahkan ke Stikosa AWS. Di kampus itu, siswa mengaku kesulitan dalam mengikuti proses pelajaran.
"Sulit, biasanya ada komputer, di sini enggak ada, jelas terganggu. Sistem belajar pakai monitor, dikasih tahu apa yang harus dilakukan," jelasnya.
Siswa kelas 11 jurusan Akuntansi tersebut selama di Stikosa AWS menggunakan ruangan dengan luas 2,5 meter x 5 meter. Namun, kelas tersebut harus disekat dan dibagi dengan murid broadcasting.
"Disekat, satu ruangan untuk dua jurusan. Saya merasa pendidikan ini belum merdeka," ucapnya.
Baca juga: Meriahkan HUT Kemerdekaan RI, Warga dan ASN Lomba Mancing di Waduk Prapanca Kebayoran Baru
Sementara itu, siswa akuntasi lainya, AF mengatakan, baru merasakan kelas di Stikosa AWS sejak Juli 2023, lalu. Dia merasa kurang nyaman lantaran bukan sekolahnya sendiri.
"Enggak enak, soalnya bukan sekolah sendiri dan enggak bebas. Karena otomatis harus ikut aturan orang lain," kata AF.
AF mengaku sangat merindukan ruang kelas yang digunakanya untuk belajar di SMK Prapanca 2. Sebab, dia merasa tak kesulitan menerima materi dari guru selama proses pembelajaran.
"Buat praktik kurang, jadi selama ini lebih ke materi saja. Pembelajarannya juga terganggu, soalnya broadcast lebih banyak siswanya dan akuntansi terganggu," ujar dia.
Menanggapi itu, Kepala Sekolah SMK Prapanca 2 Surabaya, Gugus Legowo mengatakan, proses pembelajaran tetap berlangsung seperti biasa. Meski ada kendala ruang kelas.
"Namanya nebeng ya tidak nyaman, sekolah kejuruan buruh keterampilan, semuanya enggak akan dapat, kasihan mereka. Akhirnya mereka merasa enggak merdeka," kata Gugus.