SURABAYA, KOMPAS.com - Puluhan siswa SMK Prapanca 2 harus mengungsi ke bangunan Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikosa) Almamater Wartawan Surabaya (AWS) lantaran sengketa yayasan. Gedung sekolah tersebut digembok oleh mantan kepala sekolah tersebut.
Kepala Sekolah SMK Prapanca 2 Surabaya, Gugus Legowo mengatakan, total ada 97 murid yang saat ini terpaksa mengikuti pembelajaran di Kampus Stikosa AWS sejak beberapa hari terakhir.
"Anak-anak (SMK Prapanca 2) awalnya nebeng di SMK Prapanca 1, pada 2023. Terus pindah ke sini (kampus), karena sana dipakai," kata Gugus ketika ditemui di Stikosa AWS, Selasa (22/8/2023).
Baca juga: Realisasi Investasi di Surabaya Capai Rp 19,9 T, Wali Kota: Harus Bisa Menggerakkan Ekonomi Warga
Gugus menyebut, kepindahan itu bertujuan agar para siswa fokus menerima setiap pelajaran. Sebab, pihak yayasan dan kepala sekolah yang lama masih terlibat permasalahan.
"Kami sebagai pelaksana pendidikan hanya menjalankan tugas, agar proses pembelajaran tidak terganggu dengan permasalahan yang sudah dua tahun ini," jelasnya.
Lebih lanjut, kata Gugus, masalah ini muncul setelah Kepala Sekolah SMK Prapanca 2 sebelumnya, Soewandi, menolak diberhentikan oleh pihak Yayasan Pendidikan Wartawan Jawa Timur (YPWJT).
"Kalau yang saya tangkap kepala sekolah (lama) usianya 60 tahun lebih, terus sudah tiga periode, 12 tahun. Sampai diberhentikan 2021 kalau enggak salah, tapi beliau menolak," ucapnya.
Namun, Gugus mengaku tidak ikut campur terkait penutupan gerbang SMK Prapanca 2 oleh kepala sekolah yang lama. Sebab, hal tersebut merupakan urusan dari pihak yayasan.
"Saya pernah masuk (SMK Prapanca 2) tapi tetap ditolak, yang menolak pihak sana (kepala sekolah lama), enggak boleh katanya," ujar dia.
Gugus berharap agar pihak yayasan dan kepala sekolah terdahulu segera menyelesaikan sengketa itu. Mereka seharusnya melihat murid yang menjadi korban dari masalah ini.
"Di SMK ini ada dua jurusan, akutansi dan broadcasting. Kasihan anak didik ini, kita perlu bantuan dinas terkait bagaimana solusi terbaiknya, agar bisa kembali ke sekolah induk," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, gedung SMK Prapanca 2 yang berada di dekat Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa AWS) dalam kondisi tergembok.
Diduga oknum yang menggembok gedung tersebut adalah Soewandi, mantan kepala SMK Prapanca. Ia telah diberhentikan oleh Yayasan Pendidikan Wartawan Jawa Timur (YPWJT) dari jabatannya karena sudah berusia 60 tahun.
Wakil komite SMK Prapanca 2 Surabaya, Sunarti mengeluhkan kondisi anak didiknya yang harus mengikuti pembelajaran di SMK Prapanca 1 dan juga Stikosa AWS.
Ia menjelaskan, saat awal masuk sekolah, para orangtua sudah membayar uang gedung. Bahkan mereka juga rutin membayar SPP setiap bulan.
"Harapan kami, anak-anak bisa kembali belajar di sekolahnya. Katanya merdeka belajar, tetapi anak-anak kami belum merdeka belajarnya. Biarkan polemik ini pengadilan dan hukum yang menentukan, jangan jadikan anak-anak ini korbannya," tegasnya saat ditemui di kantor PWI Jatim, Jumat (18/8/2023).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.