Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perguruan Silat di Blitar Disebut Enggan Bongkar Tugu jika Tak Ada Kompensasi

Kompas.com, 15 Agustus 2023, 19:22 WIB
Asip Agus Hasani,
Krisiandi

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com -  Ratusan tugu milik perguruan pencak silat yang ada di wilayah Kabupaten dan Kota Blitar, Jawa Timur, hingga saat ini masih berdiri tegak meski tugu-tugu serupa di daerah lain di Jawa Timur mulai dibongkar.

Di antara ratusan tugu tersebut, paling banyak didirikan oleh anggota perguruan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Teratai (PSHT) yang memang memiliki anggota paling besar, yakni sekitar 28.000 orang.

Pengurus PSHT Blitar Raya mengaku sudah meneruskan himbauan dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jawa Timur agar tugu-tugu tersebut dibongkar.

Namun, cabang-cabang PSHT di tingkat bawah yang telah mendirikan tugu-tugu tersebut enggan mengindahkan imbauan pembongkaran itu.

Baca juga: Tugu Perguruan Silat di Situbondo Mulai Dibongkar demi Kondusivitas

Ketua Bidang Organisasi PSHT Blitar Budi Sutikno mengatakan anggota di tingkat bawah seperti di tingkat desa dan kelurahan enggan membongkar tugu yang telah mereka dirikan jika tanpa adanya kompensasi dari pemerintah.

Alasannya, lanjut Sutikno, tugu-tugu tersebut dibangun dengan pembiayaan mandiri anggota di tingkat desa dimana tugu didirikan.

“Dan biayanya tidak murah, jutaan. Bahkan baru selesai tiga bulan lalu satu tugu yang menghabiskan dana hampir Rp 50 juta rupiah,” ujar Sutikno saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (15/8/2023).

Baca juga: Soal Imbauan Pembongkaran Tugu, 12 Perguruan Silat di Situbondo Minta Waktu

Tugu yang menghabiskan dana Rp 48,9 juta tersebut, ujarnya, terletak di Desa Wonotirto, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar dengan dimensi bidang yang cukup besar sekitar 6x8 meter.

“Jadi warga kami ini ya minta ada solusi jika pembongkaran itu benar akan eksekusi. Apakah diganti uang pembuatannya? Kemudian apa dipindahkan ke tempat lain?” tuturnya.

Selain itu, lanjut Sutikno, pemerintah sebaiknya juga menyampaikan imbauan itu langsung ke kelompok-kelompok pesilat yang ada di tingkat bawah karena mereka yang telah membangun atas inisiatif mereka sendiri.

Sejauh ini, kata dia, imbauan tersebut baru disampaikan kepada pengurus perguruan silat di tingkat Kabupaten dan Kota Blitar yang tidak memiliki kewenangan untuk memerintahkan pembongkaran.

Baca juga: Saat Pagar Nusa Nganjuk Bongkar Sendiri Tugu Perguruan Silat Mereka...

Di sisi lain, kata dia, Kabupaten dan Kota Blitar terdapat sekitar 17 perguruan silat yang masing-masing juga mendirikan tugu. Meskipun, dia mengakui bahwa tugu yang didirikan anggota PSHT paling banyak, sekitar 200 tugu.

Lebih jauh, menurut Sutikno, pihaknya meragukan adanya korelasi antara pendirian tugu dan seringnya terjadi bentrok atau tawuran antar anggota perguruan pencak silat.

Sutikno menyebut, di era tahun 1980-an sebelum anggota PSHT berkembang pesat, di Kabupaten dan Kota Blitar biasa terjadi tawuran anak-anak muda antar desa.

Dia juga mengatakan pihaknya keberatan jika tawuran yang terjadi antar anggota perguruan silat dikaitkan dengan status mereka sebagai anggota perguruan silat tertentu.

Baca juga: Ketika Perguruan Silat di Jatim Ramai-ramai Membongkar Tugu Mereka

“Tawuran atau bentrok itu banyak yang kejadiannya tidak berkaitan dengan kegiatan perguruan silat, tapi saat mereka sedang menonton hiburan atau apa,” kata dia.

Menurutnya, pemerintah daerah seharusnya lebih pro aktif dalam mencari solusi tawuran antar kelompok masyarakat termasuk antar anggota perguruan silat dengan memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang dapat mengakrabkan antar kelompok.

Sementara itu, Kompas.com mencoba menghubungi Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Cabang Blitar M Sutiman namun tidak mendapatkan respon.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Maling Sapi Tewas Ditembak Aparat di Bangkalan
Maling Sapi Tewas Ditembak Aparat di Bangkalan
Surabaya
Posko Bangkalan Berbagi Segera Kirim Seragam Sekolah, Baju Baru hingga Sembako untuk Bencana Aceh
Posko Bangkalan Berbagi Segera Kirim Seragam Sekolah, Baju Baru hingga Sembako untuk Bencana Aceh
Surabaya
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Surabaya
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Surabaya
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Surabaya
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Surabaya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau