LUMAJANG, KOMPAS.com - Muhammad Naufal Zidan (19) mahasiswa semester tiga di Program Studi (Prodi) Sastra Rusia, Fakultas Ilmu Pendidikan Budaya Universitas Indonesia (UI) yang tewas dibunuh seniornya sendiri ternyata adalah mahasiswa berprestasi.
Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Untung Yuwono mengatakan, Zidan memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,83 selama dua semester menempuh pendidikan.
Baca juga: Mahasiswa UI yang Dibunuh Senior Dimakamkan, Ibu Korban: Zidan, Mama Ikhlas...
"Zidan dikenal sebagai mahasiswa yang sangat cerdas, sangat potensial, IPK-nya sangat tinggi yaitu 3,83," kata Untung saat berada di rumah duka di Jalan PB Sudirman, Kelurahan Tompokersan, Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang, Minggu (6/8/2023).
Selain prestasi akademik, Zidan juga berprestasi di bidang nonakademik.
Baca juga: Jenazah Mahasiswa UI yang Dibunuh Senior Tiba di Lumajang
Sebelum meninggal, kata Untung, Zidan sempat bercerita kepadanya bahwa dalam waktu dekat akan mengikuti perlombaan e-sport.
"Almarhum punya hobi salah satunya e-sport, pernah bercerita kepada saya akan mengikuti perlombaan (e-sport)," tutur Untung.
Untung menambahkan, keseriusan Zidan untuk mempelajari segala hal tentang Rusia juga sangat terlihat.
Salah satunya adalah pada saat Program Studi Sastra Rusia kedatangan tamu dari Kedutaan Besar Rusia. Kala itu, Zidan sangat aktif menggali informasi tentang negara Rusia.
"Zidan sangat aktif dalam menggali segala macam ilmu pengetahuan tentang Rusia," tambahnya.
Pihak Universitas Indonesia merasa sangat kehilangan dengan kepergian Zidan.
"Tentu meninggalnya almarhum jadi kehilangan besar bagi UI. Kami segenap keluarga besar UI akan selalu mendoakan Zidan," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Muhammad Naufal Zidan ditemukan tewas di kamar kosan dua hari setelah tragedi pembunuhan yang dilakukan seniornya di Universitas Indonesia, AAB (23).
Saat ditemukan, jenazah korban terbungkus plastik berwarna hitam dan berada di bawah kolong tempat tidur dengan beberapa luka tusuk di tubuhnya.
Diduga, pelaku tega menghabisi nyawa juniornya untuk menguasai barang berharga milik korban karena yang bersangkutan terlilit utang pinjaman online (Pinjol).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.