BLITAR, KOMPAS.com – Pemerintah Kota Blitar dan Pertamina memiliki penjelasan berbeda terkait kelangkaan elpiji 3 kilogram selama lebih dari satu pekan terakhir.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Blitar, Hakim Sisworo mengatakan bahwa kelangkaan elpiji bersubsidi di Kota Blitar dan sekitarnya terjadi karena adanya proses digitalisasi distribusi elpiji tepat sasaran.
Proses tersebut melibatkan pendataan Nomor Induk Kependudukan (NIK) oleh pangkalan elpiji milik anak usaha PT. Pertamina.
Baca juga: Warga Blitar Keluhkan Kelangkaan Elpiji 3 Kg Sepekan Terakhir
“(Ada proses) digitalisasi ini, ya akhirnya lamban. (Harus) Masukkan data (konsumen) baru gas dikirim. Pangkalan harus memasukkan KTP (konsumen) itu. Tapi nanti saya cek dulu itu. Kayaknya ini sedang diterapkan,” ujar Hakim, Selasa (25/7/2023).
Menurut Hakim, proses pendataan konsumen yang berhak menerima elpiji subsidi membuat distribusi menjadi lamban.
Baca juga: Jamin Stok dan Tepat Sasaran, Pertamina Pantau Penyaluran Elpiji 3 Kg ke 50.000 Pangkalan Resmi
Namun, agen distributor gas elpiji bersubsidi yang menguasai sekitar 70 persen distribusi gas elpiji bersubsidi di kabupaten dan Kota Blitar, PT. Petro Jaya Gas menegaskan bahwa tidak ada pengurangan pasokan elpiji bersubsidi di Kabupaten dan Kota Blitar.
Manajer PT. Petro Jaya Gas Rahardian Eka Priyatno juga membantah kelangkaan elpiji bersubsidi terjadi akibat adanya proses digitalisasi distribusi gas tepat sasaran yang sedang dijalankan oleh PT Pertamina dan pemerintah.
“Enggak. Memasukkan data konsumen itu sederhana, NIK. Tinggal memasukkan ke aplikasi data base konsumen yang berhak,” ujarnya.
Rahardian menduga bahwa kelangkaan gas elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram terjadi akibat tidak adanya pengiriman dari anak usaha PT. Pertamina yang bergerak di bidang perdagangan gas wilayah hilir, PT. Pertamina Patra Gas.
“Kami tidak ada pengurangan pasokan. Hanya saja kemarin ada hari libur tanggal 19 (Juli) dan 23 (Juli),” ujar Rahardian saat dikonfirmasi, Selasa.
Pada hari libur 19 dan 23 Juli, lanjut Rahardian, pihaknya tidak menerima pasokan.
Pada waktu yang hampir bersamaan, tambahnya, terjadi peningkatan permintaan di kalangan konsumen karena banyaknya kegiatan hajatan di masyarakat menjelang dan sesudah tahun baru Islam yang jatuh pada 23 Juli lalu.
Rahardian menduga kelangkaan elpiji 3 kilogram akan berangsur berkurang selama beberapa hari ke depan.
Kepala Seksi Komunikasi dan Relasi PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Taufik Kurniawan menegaskan bahwa tidak ada pengurangan pasokan elpiji bersubsidi untuk wilayah Kabupaten dan Kota Blitar.
Berdasarkan data yang dia miliki, tingkat konsumsi harian elpiji 3 kilogram di Kota dan Kabupaten Blitar masih berada di angka yang sama yakni 5.900 tabung untuk Kota Blitar dan 30.700 tabung untuk Kabupaten Blitar.