Namun, Taufik mengakui bahwa saat ini di wilayah Jawa Timur termasuk Kabupaten dan Kota Blitar tengah berlangsung proses sosialisasi dan pendataan konsumen elpiji yang berhak membeli elpiji bersubsidi dengan tabung warna hijau ukuran 3 kilogram.
“Sesuai amanah Kementerian ESDM melalui Kepmen tertanggal 27 Februari 2023, mulai 1 Maret dilakukan simulasi pembelian elpiji dengan metode menunjukkan NIK agar (subsidi) tepat sasaran,” ujarnya kepada Kompas.com melalui telepon.
Baca juga: Sikapi Kelangkaan Elpiji 3 Kg di Balikpapan, KPPU Akan Panggil Pertamina
Untuk melaksanakan hal itu, kata dia, terdapat proses sinkronisasi antara NIK yang diinput oleh pangkalan dengan data warga yang berhak menerima subsidi elpiji yang dimiliki oleh Kementerian Sosial.
Namun, Taufik tidak menjelaskan apakah simulasi tersebut mengakibatkan pelambatan proses penyaluran gas elpiji bersubsidi ke masyarakat di Kabupaten dan Kota Blitar.
Dia mengatakan bahwa penyaluran elpiji bersubsidi kepada individu yang berhak hanya dilakukan melalui pangkalan elpiji resmi yang tersebar di seluruh penjuru Kabupaten dan Kota Blitar.
Di Kota Blitar, tuturnya, terdapat 247 pangkalan elpiji yang melayani 21 kelurahan sehingga rata-rata terdapat 5 hingga 6 pangkalan di setiap kelurahan.
Di wilayah Kabupaten Blitar, lanjutnya, terdapat 1.214 pangkalan elpiji resmi yang tersebar di 220 desa.
“Kami imbau kepada warga Kabupaten dan Kota Blitar yang berhak menerima subsidi elpiji agar membeli elpiji di pangkalan resmi yang ada agar mendapatkan sesuai dengan harga eceran tertinggi yang ditetapkan Gubernur Jatim, yaitu Rp 16.000 per tabung,” tuturnya. *
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.