Salin Artikel

Beda Penjelasan Pemkot Blitar dan Distributor soal Kelangkaan Elpiji Bersubsidi

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Blitar, Hakim Sisworo mengatakan bahwa kelangkaan elpiji bersubsidi di Kota Blitar dan sekitarnya terjadi karena adanya proses digitalisasi distribusi elpiji tepat sasaran.

Proses tersebut melibatkan pendataan Nomor Induk Kependudukan (NIK) oleh pangkalan elpiji milik anak usaha PT. Pertamina.

“(Ada proses) digitalisasi ini, ya akhirnya lamban. (Harus) Masukkan data (konsumen) baru gas dikirim. Pangkalan harus memasukkan KTP (konsumen) itu. Tapi nanti saya cek dulu itu. Kayaknya ini sedang diterapkan,” ujar Hakim, Selasa (25/7/2023).

Menurut Hakim, proses pendataan konsumen yang berhak menerima elpiji subsidi membuat distribusi menjadi lamban.

Namun, agen distributor gas elpiji bersubsidi yang menguasai sekitar 70 persen distribusi gas elpiji bersubsidi di kabupaten dan Kota Blitar, PT. Petro Jaya Gas menegaskan bahwa tidak ada pengurangan pasokan elpiji bersubsidi di Kabupaten dan Kota Blitar.

Manajer PT. Petro Jaya Gas Rahardian Eka Priyatno juga membantah kelangkaan elpiji bersubsidi terjadi akibat adanya proses digitalisasi distribusi gas tepat sasaran yang sedang dijalankan oleh PT Pertamina dan pemerintah.

“Enggak. Memasukkan data konsumen itu sederhana, NIK. Tinggal memasukkan ke aplikasi data base konsumen yang berhak,” ujarnya.

Rahardian menduga bahwa kelangkaan gas elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram terjadi akibat tidak adanya pengiriman dari anak usaha PT. Pertamina yang bergerak di bidang perdagangan gas wilayah hilir, PT. Pertamina Patra Gas.

“Kami tidak ada pengurangan pasokan. Hanya saja kemarin ada hari libur tanggal 19 (Juli) dan 23 (Juli),” ujar Rahardian saat dikonfirmasi, Selasa.

Pada hari libur 19 dan 23 Juli, lanjut Rahardian, pihaknya tidak menerima pasokan.

Pada waktu yang hampir bersamaan, tambahnya, terjadi peningkatan permintaan di kalangan konsumen karena banyaknya kegiatan hajatan di masyarakat menjelang dan sesudah tahun baru Islam yang jatuh pada 23 Juli lalu.

Rahardian menduga kelangkaan elpiji 3 kilogram akan berangsur berkurang selama beberapa hari ke depan.

Kepala Seksi Komunikasi dan Relasi PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Taufik Kurniawan menegaskan bahwa tidak ada pengurangan pasokan elpiji bersubsidi untuk wilayah Kabupaten dan Kota Blitar.

Berdasarkan data yang dia miliki, tingkat konsumsi harian elpiji 3 kilogram di Kota dan Kabupaten Blitar masih berada di angka yang sama yakni 5.900 tabung untuk Kota Blitar dan 30.700 tabung untuk Kabupaten Blitar.

Namun, Taufik mengakui bahwa saat ini di wilayah Jawa Timur termasuk Kabupaten dan Kota Blitar tengah berlangsung proses sosialisasi dan pendataan konsumen elpiji yang berhak membeli elpiji bersubsidi dengan tabung warna hijau ukuran 3 kilogram.

“Sesuai amanah Kementerian ESDM melalui Kepmen tertanggal 27 Februari 2023, mulai 1 Maret dilakukan simulasi pembelian elpiji dengan metode menunjukkan NIK agar (subsidi) tepat sasaran,” ujarnya kepada Kompas.com melalui telepon.

Untuk melaksanakan hal itu, kata dia, terdapat proses sinkronisasi antara NIK yang diinput oleh pangkalan dengan data warga yang berhak menerima subsidi elpiji yang dimiliki oleh Kementerian Sosial.

Namun, Taufik tidak menjelaskan apakah simulasi tersebut mengakibatkan pelambatan proses penyaluran gas elpiji bersubsidi ke masyarakat di Kabupaten dan Kota Blitar.

Dia mengatakan bahwa penyaluran elpiji bersubsidi kepada individu yang berhak hanya dilakukan melalui pangkalan elpiji resmi yang tersebar di seluruh penjuru Kabupaten dan Kota Blitar.

Di Kota Blitar, tuturnya, terdapat 247 pangkalan elpiji yang melayani 21 kelurahan sehingga rata-rata terdapat 5 hingga 6 pangkalan di setiap kelurahan.

Di wilayah Kabupaten Blitar, lanjutnya, terdapat 1.214 pangkalan elpiji resmi yang tersebar di 220 desa.

“Kami imbau kepada warga Kabupaten dan Kota Blitar yang berhak menerima subsidi elpiji agar membeli elpiji di pangkalan resmi yang ada agar mendapatkan sesuai dengan harga eceran tertinggi yang ditetapkan Gubernur Jatim, yaitu Rp 16.000 per tabung,” tuturnya. *

https://surabaya.kompas.com/read/2023/07/25/164100678/beda-penjelasan-pemkot-blitar-dan-distributor-soal-kelangkaan-elpiji

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com