LUMAJANG, KOMPAS.com- Khoiron (34), salah seorang warga Kecamatan Ampel Gading, Kabupaten Malang, Jawa Timur melambatkan laju sepeda motornya, Selasa (11/7/2023).
Mata Khoiron terus tertuju pada batang kayu yang membentang di atas aliran Sungai Glidik di Lumajang, Jawa Timur.
Baca juga: Menteri Basuki Ungkap Penyebab Jembatan Kali Glidik Lumajang-Malang Hanyut Diterjang Banjir Lahar
Batang kayu itu dibuat oleh warga sebagai jembatan darurat setelah jembatan Kali Glidik II Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, penghubung Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang rusak diterjang banjir lahar.
Khoiron mengaku dirinya cukup takut saat harus melintas dengan menggunakan kendaraan bermotor.
Ia terpaksa melalui jembatan darurat untuk menemui keluarganya yang tinggal di Kecamatan Pronojiwo. Khoiron memastikan kondisi keluarganya baik-baik saja pasca-banjir lahar hujan Gunung Semeru.
Baca juga: Khofifah Janji Pengerjaan Jembatan Kloposawit Lumajang Selesai dalam 2 Bulan
"Ini kali pertama, ya ngeri juga rasanya, takut jatuh, tadi habis nengok keluarga di Pronojiwo ini mau balik, jalannya ya cuma ini enggak ada lagi," aku Khoiron kepada Kompas.com, Selasa (11/7/2023).
Wulan, pengendara lainnya yang berasal dari Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo, juga merasakan hal yang sama.
Namun, menurut Wulan yang paling membuatnya takut adalah saat menuruni jalan curam dan licin.
"Takutnya pas turun itu, kan ini pasir dipadatkan, banyak batu-batu juga licin, takutnya jatuh," jelas dia.
Baca juga: Bangun Permanen Jembatan Kali Glidik II, Basuki: Empat Bulan Selesai
Wulan yang setiap harinya bekerja sebagai penjaga konter di Kecamatan Ampel Gading, mau tidak mau harus melintas jalan tersebut.
Pasalnya, tidak ada jalan lain yang bisa digunakan untuk sampai ke tempatnya bekerja.
Akses lain yang bisa digunakan adalah jalan alternatif via Kecamatan Tempursari. Namun, jaraknya cukup jauh dan harus memakan waktu lebih dari tiga jam.
"Ada jalan lain tembus Pujiarjo, tapi jauh, paling 3 jam baru sampai," paparnya.
Warga setempat memang membangun jembatan darurat dari batang kayu yang dibentangkan di atas aliran Sungai Glidik.
Jembatan darurat sudah dibuat warga sehari setelah Jembatan Kali Glidik II hanyut terbawa banjir lahar pada Sabtu (8/7/2023).