KOMPAS.com - Kantor Imigrasi Kelas 2 Non TPI Ponorogo menangkap 5 terduga pelaku sindikat penjualan ginjal internasional pada Selasa (4/7/2023).
Mereka adalah MM (29), SH (23), WI (34), AT (24), dan IS (30). Kelima terduga pelaku tercatat sebagai warga di luar Ponorogo.
Kasus tersebut terungkap saat MM (29), warga Sidoarjo dan SH (23), warga Tangerang Selatan mengajukan permohonan pembuatan pspor.
Mereka mengajukan permohonan paspor malalui aplikasi M-Paspor dengan alasan akan berlibur ke Malaysia.
“Keduanya datang ke Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Ponorogo. Walaupun pembuatan online tetap ada wawancara tatap muka,” ujar Kadiv Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Jatim, Hendro Tri Prasetyo, Rabu (5/7/2023).
Baca juga: Kronologi Penangkapan Sindikat Penjualan Ginjal Internasional di Ponorogo
Mereka berdua datang diantarkan oleh tiga terduga pelaku lainnya yakni WW asal Bogor, AT asal Jakarta dan IS, asal Kabupaten Mojokerto.
Tiga orang tersebut menunggu MM dan SH di taman di sekitar Jeruksing Ponorogo. Belakangan terungkap bahwa ketiganya adalah penyalur.
“Ketiganya ini merupakan penyalur. Ini setelah hasil wawancara yang menjual ginjal ke Kamboja,” kata Hendro kepada media saat press release di Kantor Imigarasi Kelas II Non TPI Ponorogo.
Saat itu petugas curiga karena mereka memilih membuat paspor di Kabupaten Ponorogo dibandingkan kota asal masing-masing.
Saat wawancara, kedua pria itu tidak meyakinkan bahwa mereka akan berlibur ke Malaysia hingga akhirnya mereka mengaku akan Kamboja untuk donar ginjal.
Baca juga: 3 Orang Diduga Sindikat Penjualan Ginjal Internasional Ditangkap di Ponorogo
“Keduanya juga tidak bisa menunjukkan berkas-berkas yang diminta petugas. Sehingga, pada sore hari sekitar pukul 15.00 WIB, keduanya kembali lagi ke Kantor Imigrasi Ponorogo dengan harapan petugas lengah,” tutur Hendro.
Setelah pengakuan dua orang itu, petugas mengejar tiga orang yang mengantarkan,
Dari hasil penyelidikan sementara, MM dan SH akan dikirim ke Kamboja untuk donor ginjal dengan kompensasi Rp 150 juta per orang.
Kadiv Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Jatim, Hendro Tri Prasetyo menjelaskan ada beberapa alasan mengapa mereka memilih Ponorogo.
Hendro Tri Prasetyo menduga mereka mengira Ponorogo kondusif.