Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Terus-menerus, 50 Hektar Lahan Tembakau di Lumajang Digenangi Air

Kompas.com - 03/07/2023, 06:54 WIB
Miftahul Huda,
Andi Hartik

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Sebanyak 50 hektar lahan pertanian tembakau di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, digenangi air akibat curah hujan tinggi yang mengguyur kawasan itu selama sepekan terakhir.

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Lumajang Dwi Wahyono mengatakan, genangan air di sawah membuat para petani tembakau terancam gagal panen.

Sebab, kondisi tanaman tembakau yang baru berusia 1-2 bulan itu kini layu bahkan beberapa sudah ada yang mati akibat digenangi air.

"Kalau hujan terus gini kasihan petani. Saya lihat di sawah itu sudah ada yang mati, akarnya sudah tidak normal," kata Dwi di Lumajang, Minggu (2/7/2023).

Baca juga: 5 Orang di Lumajang Terjebak Banjir Lahar Semeru

Menurutnya, lahan tembakau yang tergenang paling parah berada di Desa Bades, Kecamatan Pasirian, yakni seluas 10 hektar.

Sisanya, tersebar di Desa Nguter di Kecamatan Pasirian, Desa Tumpeng dan Desa Kaliwungu di Kecamatan Tempeh, Desa Kabuaran, Desa Karanglo, Desa Jatigono di Kecamatan Kunir dan Desa Sumbersuko di Kecamatan Sumbersuko.

"Kita ada tiga kecamatan yang tergenang. Yang paling banyak tergenang ini yang di Bades karena yang lain belum hujan, Bades sudah hujan duluan," tambahnya.

Baca juga: Banyak Warga Tak Bisa Tonton Tari Topeng Kaliwungu, Bupati Lumajang Minta Maaf

Selain genangan karena intensitas hujan tinggi, menurut Dwi, beberapa sawah juga tergenang akibat melubernya saluran air sungai.

"Kalau yang Kaliwungu itu karena saluran sekundernya dangkal jadi meluber ke sawah petani tembakau," ujarnya.

Dwi menyebut, dari 50 hektar lahan pertanian tembakau yang tergenang air, para petani bisa merugi sampai Rp 1,25 miliar.

Hitungannya, biaya produksi mulai dari sewa lahan, pembibitan, hingga pemupukan, petani harus mengeluarkan biaya setidaknya Rp 25 juta per hektar.

"Kerugian kalau yang sawahnya nyewa itu bisa sampai Rp 25 juta per hektar, tinggal hitung kalau ada 50 hektar sudah Rp 1,25 miliar," terangnya.

Kini, petani berharap tanaman tembakau mereka masih bisa diselamatkan dengan cara memperbaiki guludan tanah.

Namun, hal itu pun tergantung kekuatan akar tembakau. Jika sudah rusak, kata Dwi, tembakau tidak bisa lagi diselamatkan.

"Kita sekarang coba selamatkan, mudah-mudahan masih bisa. Tapi petani kan juga harus keluar biaya lagi sedangkan kemarin sudah habis puluhan juta. Semoga ada bantuan modal dari pemerintah," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Sebut Balita di Tulunggagung Meninggal akibat Kekurangan Oksigen, Diduga Dibunuh Sang Ayah

Polisi Sebut Balita di Tulunggagung Meninggal akibat Kekurangan Oksigen, Diduga Dibunuh Sang Ayah

Surabaya
7 Orang di Surabaya Ditangkap karena Terlibat Prostitusi Anak

7 Orang di Surabaya Ditangkap karena Terlibat Prostitusi Anak

Surabaya
Kronologi Balon Udara Meledak di Ponorogo hingga Melukai Empat Orang

Kronologi Balon Udara Meledak di Ponorogo hingga Melukai Empat Orang

Surabaya
Kesaksian Warga Saat Balon Udara Meledak di Ponorogo, Suaranya Terdengar sampai ke Desa Lain

Kesaksian Warga Saat Balon Udara Meledak di Ponorogo, Suaranya Terdengar sampai ke Desa Lain

Surabaya
Tidak Ada Peminat, KPU Pastikan Pilkada Kabupaten Malang Tanpa Calon Independen

Tidak Ada Peminat, KPU Pastikan Pilkada Kabupaten Malang Tanpa Calon Independen

Surabaya
Klaim Punya Modal 144.000 Dukungan, Asrilia-Satrio Daftar Pilkada Surabaya dari Jalur Independen

Klaim Punya Modal 144.000 Dukungan, Asrilia-Satrio Daftar Pilkada Surabaya dari Jalur Independen

Surabaya
Pendaftaran Jalur Independen Dibuka Selama 2 Hari, KPU Situbondo Nyatakan Tidak Ada yang Daftar

Pendaftaran Jalur Independen Dibuka Selama 2 Hari, KPU Situbondo Nyatakan Tidak Ada yang Daftar

Surabaya
4 Calon Jemaah Haji Asal Lamongan Batal Berangkat Hari Ini karena Anemia

4 Calon Jemaah Haji Asal Lamongan Batal Berangkat Hari Ini karena Anemia

Surabaya
Gempa M 4,9 Kembali Guncang Bawean Gresik, Belum Ada Laporan Kerusakan

Gempa M 4,9 Kembali Guncang Bawean Gresik, Belum Ada Laporan Kerusakan

Surabaya
Setelah 1,5 Tahun Terkuak Mahasiswi di Malang Dibunuh dan Dirampok Cucu Pemilik Indekos

Setelah 1,5 Tahun Terkuak Mahasiswi di Malang Dibunuh dan Dirampok Cucu Pemilik Indekos

Surabaya
Komplotan Pencuri Modus Ganjal ATM Ditangkap di Magetan

Komplotan Pencuri Modus Ganjal ATM Ditangkap di Magetan

Surabaya
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Empat Orang Terluka

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Empat Orang Terluka

Surabaya
Makelar Judi 'Online' di Malang Ditangkap Polisi

Makelar Judi "Online" di Malang Ditangkap Polisi

Surabaya
Insiden Balon Udara Meletus di Ponorogo, Dipicu Ledakan Petasan dan 4 Luka-luka

Insiden Balon Udara Meletus di Ponorogo, Dipicu Ledakan Petasan dan 4 Luka-luka

Surabaya
Nasib Miris SD Negeri di Sumenep, Siswa Tiga Kelas Belajar dalam Satu Ruangan

Nasib Miris SD Negeri di Sumenep, Siswa Tiga Kelas Belajar dalam Satu Ruangan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com