Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilaporkan ke Polisi karena Diduga Tipu Sejumlah Pesantren, Mantan Sekda Bondowoso Membantah

Kompas.com - 19/06/2023, 21:03 WIB
Bagus Supriadi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BONDOWOSO, KOMPAS.com – Mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Bondowoso, Jawa Timur Syaifullah dilaporkan ke Mapolres Jember.

Syaifullah diduga melakukan tindak penipuan dan penggelapan pada sejumlah pesantren yang ada di Bondowoso, Jawa Timur.

Baca juga: Pelaku Perdagangan Orang ke Malaysia Dibekuk di Bondowoso, Kirim 39 TKI Ilegal sejak 2022

Kasus itu bermula pada November 2022. Saat itu, Syaifullah disebut menawarkan proyek pembangunan Rusunawa pada beberapa pesantren di Jakarta.

Ada empat pesantren yang tertarik, yakni Ponpes Darul Quran Al Ghazali, Ponpes Albarokah, Ponpes Darul Maghfur dan satu Ponpes di Desa Pecalongan Kecamatan Sukosari.

Setiap pesantren itu menjadi investor proyek Rusunawa dan harus menyiapkan uang senilai Rp 350 juta. Mereka disebut akan mendapatkan keuntungan senilai Rp 15 miliar.

Baca juga: Pelaku Perdagangan Orang ke Malaysia Dibekuk di Bondowoso, Kirim 39 TKI Ilegal sejak 2022

Selain itu, Syaifullah juga disebut mengajak korban ke Jakarta untuk menemui seseorang yang bisa melancarkan proyek Rusunawa tersebut.

Kemudian, setelah mereka sepakat, sejak tanggal 11 November 2022 hingga 25 November 2022, empat pesantren itu patungan untuk membayar biaya investasi, diduga mencapai Rp 160 juta.

Baca juga: Polisi RW Tangani Pertengkaran Warga karena Isu Santet di Bondowoso

Disebut ada transfer uang bertahap

Ainur Rafik, salah satu perwakilan dari pesantren Darul Quran Al Ghazasli menjelaskan, uang itu ditransfer secara bertahap pada rekening warga di Jakarta, mulai dari Rp 10 juta hingga terkumpul RP 160 juta dari permintaan Rp 350 juta.

“Awal pertama uang Rp 10 juta transfer, Rp 7,5 juta cash, Ini awal saja” ungkap dia pada Kompas.com melalui telepon, Senin (19/6/2023).

Uang yang sudah ditransfer mencapai Rp 160 juta itu merupakan kumpulan dari empat pesantren.

Uang ditransfer melalui rekening Ainur Rafik karena ditunjuk jadi bendahara dan memiliki m-banking.

Nomor rekening tersebut, kata dia, merupakan petunjuk dari mantan Sekda Syaifullah.

“Awalnya kami menolak, tapi karena Pak Syaiful meyakinkan, akhirnya mau,” terang dia.

Baca juga: Polisi RW Tangani Pertengkaran Warga karena Isu Santet di Bondowoso

Ainur Rafik mengaku sudah dua kali ke Jakarta untuk mengurusi proyek bantuan mewakili pesantrennya.

Setelah pulang dari Jakarta, lanjut dia, Ainur Rafik ditunjuk sebagai koordinator oleh empat pesantren lainnya. Namun setelah lama menanti, proyek itu tidak kunjung selesai sampai sekarang hingga akhirnya dia melapor pada pihak polisi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com