Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangis Nenek Sami di Lumajang, Sapi yang Dirawatnya Dicuri Cucu Sendiri: Satu-satunya Harta yang Saya Punya

Kompas.com, 17 April 2023, 17:02 WIB
Miftahul Huda,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Air susu dibalas air tuba. Peribahasa tersebut kiranya tepat menggambarkan kondisi seorang nenek di Desa Lempeni, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur bernama Sami (65).

Bagaimana tidak, cucu Nenek Sami bernama Syaiful yang dirawatnya sejak kecil hingga dewasa justru mencuri sapi yang merupakan harta satu-satunya sang nenek.

"Saya ini kurang apa? Minta uang ya saya kasih, minta rokok saya belikan, tapi kok balasannya seperti ini," kata Nenek Sarmi sembari menangis saat ditemui di Mapolsek Tempeh, Lumajang, Senin (17/4/2023).

Baca juga: Awas Pencurian dan Penipuan Meningkat Menjelang Lebaran, di Bantul, Sudah Belasan Kasus Selama April

Disebut harta satu-satunya

Nenek Sami menceritakan bagaiman sang cucu tega mencuri harta satu-satunya yang dia miliki.

Bahkan, setiap hari Nenek Sami pergi ke ladang sendiri untuk mencari rumput demi memberi makan sapi yang rencananya dijadikan tabungan hari tuanya.

"Ini satu-satunya harta yang saya punya. Saya rawat 1,5 tahun saya carikan rumput setiap hari, tapi malah dicuri," tambahnya.

Sapi yang dicuri oleh Syaiful dan teman-temannya berjenis limosin dan senilai kurang lebih Rp 20 juta.

Baca juga: Kepala Dusun di Lumajang Tewas Diamuk Massa, Diduga Mencuri Sapi

Nenek Sami mengatakan, ia mengetahui sapinya dicuri pada Sabtu (15/4/2023) dini hari saat hendak sahur.

Seketika itu juga, Sami langsung menjerit histeris hingga mengundang kedatangan warga sekitar.

"Jam tiga, mau sahur itu. Saya langsung menjerit. Ya orang langsung datang kan dekat jalan raya kandangnya," tambahnya.


Bawakan makanan di penjara untuk sang cucu

Polisi berhasil menemukan sapi Nenek Sami sedang diangkut menggunakan mobil minibus berwarna hitam oleh para pelaku yang salah satunya adalah cucu korban.

Empat pelaku itu adalah Syaiful warga Desa Lempeni dan cucu Nenek Sami, Hadi warga Desa Kaliwungu, Indra dan Totok warga Desa Tempeh Kidul.

Usai dikembalikan oleh polisi, Nenek Sami berencana, langsung menjual sapi itu karena khawatir dicuri lagi.

Nenek Sami mengaku, saat Syaiful mendekam dibalik jeruji besi, dirinya selalu datang untuk menjenguk dan membawakan makanan kesukaan sang cucu.

"Saat dipenjara saya jenguk, saya bawakan makanan," kata dia.

Baca juga: 10 Panitia Pengawas Pemilu di Lumajang Tercantum sebagai Pengurus Partai Politik

Halaman:


Terkini Lainnya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau