PONOROGO, KOMPAS.com- Kasus pembunuhan pengamen perempuan di Ponorogo, Jawa Timur berinisial S (34) akhirnya terungkap.
Korban rupanya dibunuh oleh kekasihnya sendiri, ES (25).
“Terduga pelaku dan korban rupanya berpacaran. Mereka sudah delapan bulan berpacaran. Terduga pelaku ini asalnya Kabupaten Ngawi dan kesehariannya juga mengamen,” kata Kapolres Ponorogo, AKBP Catur Cahyono Wibowo, Rabu (22/2/2023).
Baca juga: Instruktur Senam di Ngawi Bunuh Sang Suami Saat Tidur, Warga: Tak Pernah Ribut-ribut Selama Ini
Kapolres menjelaskan, kasus ini bermula saat S ditemukan tewas di sebuah kos di Jalan Sinomparijoto, Kelurahan Tambakbayan, Ponorogo, Jawa Timur, Rabu (8/2/2023) lalu.
S diduga menjadi korban pembunuhan lantaran ditemukan sejumlah luka di tubuh korban.
Catur menuturkan, tersangka sakit hati terhadap korban hingga membunuhnya. Dari pengakuan ES, sebelum pembunuhan itu terjadi, korban sempat mencekik dan menampar terduga pelaku.
"Tersangka ES sakit hati lalu membunuh korban dengan cara membekap korban dengan bantal," tutur Catur.
Tersangka ES yang juga bergabung sebagai anak punk ini ditangkap di tempat persembunyiannya di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.
ES melarikan diri usai membunuh pacarnya tersebut.
Pria itu membunuh lantaran mengaku sakit hati pada kekasihnya.
“Pacar saya ngamuk lalu pukul dan cekik saya. Saya mangkel dan kesal. Lalu korban saya bekap (pakai bantal). Terus terang saya sakit hati karena dicekik dan ditampar (korban)," kata ES.
Tersangka ES dijerat dengan pasal 338 KUHP tentang pembunuhan. Ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Diberitakan sebelumnya, seorang pemulung berinisial S ditemukan tewas di tempat indekosnya di Jalan Sinomparijoto, Kelurahan Tambakbayan, Kecamatan Kota Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Rabu (8/2/2023).
Polisi menduga perempuan yang kesehariannya juga sebagai pengamen itu dibunuh dengan cara dianiaya.
Pasalnya polisi menemukan mulut korban berdarah dan alat kelaminnya mengalami luka.