Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

46 Anak Terjangkit Campak Sudah Sembuh, Dinkes Surabaya Minta Warga Tetap Waspada

Kompas.com - 27/01/2023, 20:58 WIB
Ghinan Salman,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Sebanyak 46 anak di Kota Surabaya, Jawa Timur, yang terjangkit penyakit campak pada Januari 2023, dinyatakan sembuh.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina mengatakan, kasus 46 anak yang terjangkit campak merupakan limpahan dari wilayah tetangga yang sedang berstatus kejadian luar biasa (KLB).

Baca juga: Wali Kota Surabaya Ancam Pidanakan ASN Kedapatan Pungli

Namun, sekarang ini 46 kasus campak tersebut sudah sembuh.

"Memang rata-rata ada di wilayah Surabaya Utara. Kasus campak ada 46 anak di bulan Januari 2023, tapi alhamdulillah semuanya sudah sembuh. Jadi bukan kasus di tahun 2022, tapi kasus di awal tahun 2023," kata Nanik di Surabaya, Jumat (27/1/2023).

Menurut Nanik, faktor timbulnya penyakit campak bukan karena musim. Penyakit tersebut disebabkan virus RNA dari genus Morbillivirus, keluarga Paramyxoviridae. Virus tersebut mudah mati karena panas dan cahaya.

"Bukan karena musim, tapi memang penularannya cepat sekali. Mungkin mobilitas warga di Surabaya utara cepat sekali ke daerah-daerah yang KLB," ujar dia.

Nanik pun meminta masyarakat mengenali ciri-ciri atau gejala penyakit campak yang harus diwaspadai.

Di antaranya, panas badan biasanya lebih 38 derajat celcius selama tiga hari atau lebih. Juga, disertai gejala batuk, pilek, mata merah atau mata berair.

“Bercak kemerahan/rash/ruam yang dimulai dari belakang telinga berbentuk makulopapular selama tiga hari atau lebih, beberapa hari kemudian (4-7 hari) akan menyebar ke seluruh tubuh,” paparnya.

Kemudian, ditemukan tanda khas bercak putih keabuan dengan dasar merah di pipi bagian dalam. Lalu, mengalami bercak kemerahan setelah 7–30 hari yang akan berubah menjadi kehitaman dan disertai kulit bersisik.

“Untuk kasus yang telah menunjukkan hiperpigmentasi, maka perlu dilakukan anamnesis dengan teliti. Apabila pada masa akut (permulaan sakit) terdapat gejala-gejala yang telah disebutkan, maka kasus tersebut merupakan kasus suspek campak," imbuhnya.

Nah, untuk mencegah penularan kasus tersebut di wilayah berisiko, pihaknya memastikan telah melibatkan seluruh fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes), yang meliputi puskesmas, rumah sakit, dan klinik.

Menurutnya, kasus campak dengan klinis ringan, tidak perlu dirawat di rumah sakit. Penderita bisa dirawat di rumah dengan protokol kesehatan ketat oleh tim medis.

"Sedangkan kasus campak dengan kondisi berat seperti sesak nafas (Pneumoniae), diare berat, radang selaput otak perlu tatalaksana rumah sakit dengan perawatan intensif secara isolasi. Ini untuk mencegah penularan nosokomial," kata dia.

Kesembuhan 46 anak tersebut, kata Nanik, tak lepas dari kerja keras tenaga kesehatan dalam menggejot cakupan tambahan imunisasi measles rubella (MR) bagi sasaran di wilayah berisiko.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suami di Kota Malang Aniaya Istri yang Mengandung 4 Bulan

Suami di Kota Malang Aniaya Istri yang Mengandung 4 Bulan

Surabaya
BMKG Sebut Wilayah Jatim Panas Bukan karena Fenomena 'Heat Wave'

BMKG Sebut Wilayah Jatim Panas Bukan karena Fenomena "Heat Wave"

Surabaya
Kisah Ilun, Cari Rongsokan Sepulang Sekolah untuk Bantu Orangtua

Kisah Ilun, Cari Rongsokan Sepulang Sekolah untuk Bantu Orangtua

Surabaya
Dugong Ditemukan Mati Membusuk di Pinggir Pantai Pulau Bawean Gresik

Dugong Ditemukan Mati Membusuk di Pinggir Pantai Pulau Bawean Gresik

Surabaya
Jenazah Pria Ditemukan di Kaki Jembatan Suramadu, Polisi Selidiki

Jenazah Pria Ditemukan di Kaki Jembatan Suramadu, Polisi Selidiki

Surabaya
Resmi Dibuka, Gramedia MOG Malang Ajak Puluhan Anak TK Wisata Belanja

Resmi Dibuka, Gramedia MOG Malang Ajak Puluhan Anak TK Wisata Belanja

Surabaya
Tempuh 21 Km Naik Becak, Mantan Rektor Daftar Bacawabup Jember ke PKB

Tempuh 21 Km Naik Becak, Mantan Rektor Daftar Bacawabup Jember ke PKB

Surabaya
Saat Siswa di Nganjuk Belajar di Ruang Kelas yang Memprihatinkan...

Saat Siswa di Nganjuk Belajar di Ruang Kelas yang Memprihatinkan...

Surabaya
Eks Bupati Nganjuk Ambil Formulir Pedaftaran Cabup di Kantor PDI-P

Eks Bupati Nganjuk Ambil Formulir Pedaftaran Cabup di Kantor PDI-P

Surabaya
Video Perkelahian dengan Sajam di Wajak Malang, Diduga lantaran Persoalan Parkir

Video Perkelahian dengan Sajam di Wajak Malang, Diduga lantaran Persoalan Parkir

Surabaya
Eri Cahyadi-Armuji Kembali Berpasangan Daftar Pilkada Surabaya ke Kantor PDI-P

Eri Cahyadi-Armuji Kembali Berpasangan Daftar Pilkada Surabaya ke Kantor PDI-P

Surabaya
Gudang Kayu Antik di Sumenep Terbakar, Api Dipadamkan Usai 9 Jam

Gudang Kayu Antik di Sumenep Terbakar, Api Dipadamkan Usai 9 Jam

Surabaya
Taman Monumen Marsinah Akan Dibangun di Nganjuk

Taman Monumen Marsinah Akan Dibangun di Nganjuk

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com