Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkab Ponorogo Pastikan Ribuan Ikan Mati di Telaga Ngebel karena Belerang

Kompas.com - 03/01/2023, 20:02 WIB
Muhlis Al Alawi,
Andi Hartik

Tim Redaksi

PONOROGO, KOMPAS.com - Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, sudah mengambil sempel air Telaga Ngebel setelah ditemukan ribuan ikan milik petani karamba mati mendadak.

Hasil uji laboratorium terhadap sampel itu menunjukkan bahwa saat ini air Telaga Ngebel banyak mengandung belerang dan pH-nya rendah.

“Kalau dilihat hasil uji teman-teman ketika melakukan uji kualitas air didapatkan warna kekuningan yang menjadi ciri khas belerang. Selain itu, pH air rendah di angka tiga. Munculnya gas hydrogen sulfide dan pH air yang rendah mengakibatkan tidak cocok untuk ekosistem bagi ikan, sehingga banyak ikan yang mati,” ujar Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo, Masun, Selasa (3/1/2023).

Baca juga: Ribuan Ikan di Telaga Ngebel Ponorogo Mendadak Mati Diduga karena Belerang, Petani Rugi Jutaan

Karena itu, Masun memastikan, ribuan ikan yang mati mendadak itu lantaran munculnya gas belerang di dalam telaga. Namun, munculnya gas belerang di Telaga Ngebel belum bisa dipastikan keberadaan dan asal-muasalnya.

“Ini fenomena alam yang diakibatkan sumber pokoknya di belerang. Belerang itu ada dua kemungkinan memang. Pertama, dari batuan di atasnya yang kemudian karena terbawa air hujan masuk ke dalam telaga. Kedua, karena ada aktivitas magma di dalam palung Telaga Ngebel sehingga terjadi aktivitas naik ke atas,” jelas Masun.

Baca juga: Bayi Lahir Tanpa Tempurung Kepala di Ponorogo, Ini Kata Dokter soal Penyebabnya

Menurut Masun, keluarnya gas belerang dari dalam Telaga Ngebel tidak bisa dipastikan waktunya. Gas itu dapat muncul sewaktu-waktu manakala terjadi aktivitas magma dari dalam palung Telaga Ngebel.

Masun menuturkan, petani ikan keramba biasanya mengetahui munculnya gas belerang pada Bulan Agustus.

Namun, dengan kejadian ini, munculnya gas belerang di Telaga Ngebel tidak lagi bisa diprediksi.

“Kalau dikaitkan dengan aktivitas magma maka aktivitasnya tidak bisa diprediksi mengikuti urutan waktu. Jadi sewaktu-waktu magma itu keluar menyembulkan gas belerang, maka suatu saat akan keluar. Jadi tidak bisa dipastikan keluar pada Bulan Agustus,” ungkap Masun.

Halaman:


Terkini Lainnya

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Surabaya
Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Surabaya
Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Surabaya
Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus 'Ferienjob'

Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus "Ferienjob"

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Surabaya
Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Surabaya
Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Surabaya
Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Surabaya
Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Surabaya
Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Surabaya
Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Surabaya
Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Surabaya
Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH Pastikan Daging Aman Dikonsumsi

Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH Pastikan Daging Aman Dikonsumsi

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com