PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR ) Kabupaten Probolinggo Hengki Cahjo Saputra mengatakan, jembatan gantung yang putus di Desa Kregenan, Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jumat (9/9/2022) sudah berusia 20 tahun.
Jembatan roboh dan putus karena tak kuat menahan beban. Akibatnya, puluhan siswa dan guru terjatuh dari atas jembatan berketinggian 10 meter itu.
Baca juga: Detik-detik 40 Siswa SMP Probolinggo Terjatuh dari Atas Jembatan Gantung yang Tiba-tiba Putus
Dari jumlah tersebut, 15 orang terdiri dari siswa dan guru menjalani perawatan dari RSUD Waluyo Jati Kraksaan.
"Jembatan gantung ambruk dikarenakan overload. Ketika berada di atas jembatan, sekitar 36 siswa tersebut berkumpul serta menggoyang-goyangkan jembatan. Karena overload, akhirnya cantolan pemberat jembatan yang ada di ujung itu patah,” kata Hengki saat dihubungi Kompas.com, Jumat.
Menurut Hengki, beban yang ada saat kejadian memang di luar kemampuan.
Sekitar 36 anak berada di atas jembatan pada waktu bersamaan. Jika satu anak beratnya 50 kilogram maka jembatan menanggung beban 1,8 ton.
Baca juga: Jembatan Gantung Putus, 40 Siswa Berjatuhan ke Sungai, Pemkab: Sebelumnya Dilewati 600 Orang
Siswa yang menggoyang-goyangkan jembatan juga membuat kondisi makin buruk hingga roboh.
"Jembatan gantung harusnya dilewati, kalau diam tentunya akan menambah beban pada jembatan,” jelas Hengki.
Baca juga: 36.180 KK di Probolinggo Terima BLT BBM Rp 500.000