LUMAJANG, KOMPAS.com - Selama hampir sebulan peternak di Lumajang, Jawa Timur dihinggapi kegelisahan dengan penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternaknya.
Kondisi paling parah dirasakan para peternak sapi perah di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.
Dari 5.543 ekor sapi perah, sebanyak 725 ekor sapi perah terjangkit PMK.
Sebanyak enam ekor di antaranya mati mendadak, ditambah 23 sapi terpaksa disembelih karena kondisinya sudah sangat parah.
Baca juga: Pasar Hewan di Lumajang Akan Disterilisasi, Jual Beli Sapi Dialihkan ke RPH
Sekretaris Koperasi Unit Desa (KUD) Tani Makmur, Subari mengatakan, parahnya PMK yang menyerang sapi perah di Senduro sangat berdampak pada ekonomi masyarakat yang mayoritas bekerja sebagai peternak sapi perah.
Sebab, meski sapi yang terkena PMK masih bisa menghasilkan susu, tapi kualitasnya tercemar sehingga tidak layak untuk diminum.
Kini, dalam satu hari para peternak hanya bisa menghasilkan 25 ton susu sehari.
"Sehari turunnya 6 ton dibandingkan kondisi normal, biasanya bisa 31 ton sehari," kata Subari di kantor KUD Tani Makmur Senduro, Kamis (26/5/2022).
Baca juga: Imbas PMK, Pemkab Karimun Prediksi Ketersedian Sapi untuk Idul Adha Kurang
Subari menambahkan, pihaknya telah berupaya untuk meningkatkan produksi susu sapinya dengan memberikan suplai vitamin dan obat antibiotik untuk sapi yang sakit.
Kualitas dan kuantitas susu sapi Senduro memang sangat diperhatikan oleh pihak pengelola KUD. Sebab, selama ini Senduro menjadi salah satu penyuplai utama bagi perusahaan susu asal Swiss, Nestle.
"Kemarin sudah kami gelontorkan obat dan vitamin, kira-kira hampir Rp 75 juta kita keluarkan untuk menjaga kualitas," tambahnya.
Baca juga: Ratusan Sapi Terpapar PMK, 51 Desa di Magetan Lockdown
Sementara, Ketua DPRD Kabupaten Lumajang Anang Akhmad Syaifudin mengatakan bahwa wabah PMK perlu segera mendapatkan penanganan.
Terlebih, banyak peternak di Senduro membeli sapi perah dari hasil pinjaman bank. Angsuran tiap bulan juga tetap harus mereka bayar meski di tengah wabah PMK.
"Saya harap pemerintah membantu peternak untuk menegosiasi pihak perbankan supaya mendapat relaksasi karena peternak sebelumnya membeli sapi menggunakan pendanaan bank," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.