Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Hewan di Kabupaten Malang Ditutup 3 Pekan, Pedagang Sapi Kembali Protes

Kompas.com - 20/05/2022, 13:07 WIB
Imron Hakiki,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Pedagang sapi dan kambing di Pasar Hewan Gondanglegi, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jawa Timur, kembali melakukan aksi protes, Jumat (20/5/2022).

Mereka mengeluhkan kebijakan penutupan sementara pasar hewan yang diatur dalam Surat Edaran (SE) Bupati Malang, HM Sanusi nomor Kamis (12/5/2022) bernomor 800/3699/35.07.201/2022 tentang wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Baca juga: 2 Atlet Asal Kota Malang Raih Medali di SEA Games, KONI Upayakan Bonus Tambahan

Tampak ratusan pedagang sapi memadati memadati kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Hewan Gondanglegi sejak pukul 07.00 WIB. Para pedagang tetap menggelar dagangan ternak sapi dan kaming di pinggir jalan, tepat di depan Pasar Hewan Gondanglegi.

"Sudah tiga pekan pasar ini ditutup. Kita sebagai pedagang merugi karena tidak bisa berjualan," ungkap salah satu pedagang, Temin saat ditemui di lokasi, Jumat.

Temin berharap, ada solusi dari pemerintah untuk mengendalikan wabah PMK, sehingga pedagang ternak bisa berjualan kembali.

"Kalau kami berpendapat, solusinya bisa dengan cara pasar tetap dibuka. Tinggal di depan gerbang ada petugas kesehatan hewan. Mereka tinggal cek kesehatan sapi kami. Kalau ditemukan indikasi penyakit tinggal disuruh pulang," jelasnya.

Temin khawatir jika pasar hewan terlalu lama ditutup, pedagang akan kesulitan. Sebab, modal para pedagang sebagian berasal dari utang.

"Sebagian modal kita ini berhutang ke Bank. Kalau misalnya kami tidak bisa berdagang, otomatis kita semakin rugi. Di sisi lain kebutuhan rumah tangga terus mendesak," katanya.

Camat Gondanglegi Prestiya Yunika menganggap protes tersebut merupakan hal yang wajar. Sebab, kebijakan itu dianggap merugikan pedagang.

"Tapi kami tidak bisa berbuat banyak, sebab kebijakan yang dikeluarkan Bupati Malang juga merupakan perintah dari Gubenur, dan Pemerintah Pusat," jelasnya.

Yunika mengatakan, penutupan itu adalah bentuk antisipasi adanya potensi penyebaran PMK di Gondanglegi.

"Misalnya ada salah satu sapi salah satu (ternak) pedagang yang datang ke sini kelihatan sehat. Kita tidak akan tahu, apakah ia benar-benar sehat. Jangan-jangan sudah tertular dari rumahnya," tuturnya.

"Masa inkubasi PMK ini adalah 14 hari. Jadi, jika sapi tertular hari ini, 14 hari kemudian baru bisa terdeteksi," imbuhnya.

Sementara terkait langkah antisipasi pencegahan PMK di Kecamatan Gondanglegi, Yunika mengaku telah memerintahkan mantri kesehatan hewan mengunjungi peternak satu per satu.

Baca juga: Kayutangan Heritage Zona III di Kota Malang Dibangun Akhir Mei

"Hingga saat ini sapi di kawasan Kecamatan Gondanglegi yang diduga terpapar PMK ada 3 ekor. Tapi, saat ini sudah proses penyembuhan," jelasnya.

Sebelumnya, protes pedagang hewan di Pasar Hewan Gondanglegi itu telah terjadi kali kedua. Pertama kali aksi protes tersebut terjadi pada Selasa (17/5/2022). Protesnya masih sama, yakni terkait penutupan Pasar Hewan di kawasan Kabupaten Malang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luncurkan Ansor Go Green, Gus Addin Jauharuddin: 'Hablum Minal Alam'

Luncurkan Ansor Go Green, Gus Addin Jauharuddin: "Hablum Minal Alam"

Surabaya
Perjuangan Mbah Tono, Pemulung di Ponorogo yang Berangkat Haji Setelah 26 Tahun Menabung

Perjuangan Mbah Tono, Pemulung di Ponorogo yang Berangkat Haji Setelah 26 Tahun Menabung

Surabaya
Truk Elpiji Tabrak Sepeda Motor, Satu Keluarga Asal Ngawi Tewas di Lokasi

Truk Elpiji Tabrak Sepeda Motor, Satu Keluarga Asal Ngawi Tewas di Lokasi

Surabaya
Dugaan Mahasiswa UB Penerima KIP Kuliah Hedon, Kampus: Repot Jika Harus Menelusuri

Dugaan Mahasiswa UB Penerima KIP Kuliah Hedon, Kampus: Repot Jika Harus Menelusuri

Surabaya
Bus Wisata Angkut 25 Orang Terguling di Tanjakan, Sopir Diduga Tak Kuasai Medan

Bus Wisata Angkut 25 Orang Terguling di Tanjakan, Sopir Diduga Tak Kuasai Medan

Surabaya
Dominasi Perolehan Kursi DPRD Situbondo, PKB dan PPP Bisa Usung Calon Sendiri di Pilkada

Dominasi Perolehan Kursi DPRD Situbondo, PKB dan PPP Bisa Usung Calon Sendiri di Pilkada

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Surabaya
Kronologi Kecelakaan Truk Tangki di Jalur Jember-Banyuwangi, 1 Tewas dan Rumah Warga Rusak

Kronologi Kecelakaan Truk Tangki di Jalur Jember-Banyuwangi, 1 Tewas dan Rumah Warga Rusak

Surabaya
Pengedar Sabu Asal Lumajang Ditangkap Usai Bertransaksi di Depan Restoran Ayam Goreng

Pengedar Sabu Asal Lumajang Ditangkap Usai Bertransaksi di Depan Restoran Ayam Goreng

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Bus Jurusan Bojonegoro-Surabaya Terguling, 2 Orang Tewas

Bus Jurusan Bojonegoro-Surabaya Terguling, 2 Orang Tewas

Surabaya
Tak Kuat Menanjak, Bus Terguling di Malang, 5 Orang Luka Berat

Tak Kuat Menanjak, Bus Terguling di Malang, 5 Orang Luka Berat

Surabaya
PDI-P dan PKB Kuasai Kursi DPRD Kabupaten Malang

PDI-P dan PKB Kuasai Kursi DPRD Kabupaten Malang

Surabaya
Kecelakaan Beruntun di Jalur Jember-Banyuwangi, Truk Tabrak Pemotor hingga Tewas

Kecelakaan Beruntun di Jalur Jember-Banyuwangi, Truk Tabrak Pemotor hingga Tewas

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com